![]() |
Anak kecil, kategori-kategori sampah, dan hasil pengolahan yang bermanfaat. Sumber Pixabay. |
Kedengarannya sungguh menarik jika ada perseroan terbatas seperti itu. Mengapa? Karena, selama ini belum ada satu pun perusahaan plat merah di Kalimantan yang bergerak di bidang sampah. Maksudnya begini, sampah benar-benar dikelola dengan baik. Ada pemilahan dan pemilihan secara detail. Sampah yang masuk kategori bisa diuraikan, akan menjadi pupuk. Sebutlah sampah sayuran bekas. Begitu pula sampah yang bisa dipakai ulang, seperti botol beling akan masuk proses sterilisasi dan bisa digunakan kembali. Adapun yang bisa didaur ulang, akan diolah menjadi produk-produk baru layak pakai.
Hal ini sangat jauh berbeda ketika kita hanya memperlakukan sampah rumah tangga sekadar dibuang. Ya, dari tempat pembuangan sampah skala kecil hingga tempat pembuangan akhir. Lama-kelamaan sampah-sampah itu pasti menumpuk dan tidak bisa lagi menampung sampah baru.
Kalau sudah begitu, siapa yang rugi? Masyarakat sudah pasti akan kesusahan membuang sampah dan pemerintah daerah pusing tujuh keliling.
Dan saat ini, itulah yang sedang terjadi di Kota Banjarmasin. Sampah menumpuk. Sebagian dilarikan ke Kodya Banjarbaru dan sebagiannya harus ditahan di rumah.
Benar, Walikota Banjarmasin menyuarakan hal terakhir di atas. Selama dua hari berturut-turut, yakni hari pertama dan kedua lebaran 1446 H, warga Banjarmasin dilarang membuang sampah. Tujuannya agar kota seribu sungai itu terlihat bersih. Pertanyaannya, apakah pada hari ketiga lebaran Pemerintah Kota Banjarmasin sudah siap menerima ledakan sampah?
Agaknya kebijakan tersebut bisa menjadi bumerang yang beresiko tinggi, baik bagi kesehatan warga, maupun keindahan kota.
Selanjutnya, akan berpotensi pada gagalnya pemerintah dalam pelayanan masyarakat. Lantas, apa yang idealnya dilakukan?
Untuk menangani darurat sampah, dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Banjarmasin idealnya menyewa lahan kosong. Areanya luas dan jauh dari pemukiman penduduk. Sementara waktu sampah-sampah baru, bisa ditampung di sana. Kemudian, pengelolaan sampah harus diarahkan pada perusahaan sampah seperti yang dijelaskan di atas tadi.
Harapan kita bersama, sampah tidak lagi berstatus masalah, melainkan menjadi bahan pokok untuk produk-produk yang bermanfaat.
(MJA)