Monday, March 31, 2025

PT Sampah Banjarmasin

 

Anak kecil, kategori-kategori sampah, dan hasil pengolahan yang bermanfaat. Sumber Pixabay





Kedengarannya sungguh menarik jika ada perseroan terbatas seperti itu. Mengapa? Karena, selama ini belum ada satu pun perusahaan plat merah di Kalimantan yang bergerak di bidang sampah. Maksudnya begini, sampah benar-benar dikelola dengan baik. Ada pemilahan dan pemilihan secara detail. Sampah yang masuk kategori bisa diuraikan, akan menjadi pupuk. Sebutlah sampah sayuran bekas. Begitu pula sampah yang bisa dipakai ulang, seperti botol beling akan masuk proses sterilisasi dan bisa digunakan kembali. Adapun  yang bisa didaur ulang, akan diolah menjadi produk-produk baru layak pakai. 

Hal ini sangat jauh berbeda ketika kita hanya memperlakukan sampah rumah tangga sekadar dibuang. Ya, dari tempat pembuangan sampah skala kecil hingga tempat pembuangan akhir. Lama-kelamaan sampah-sampah itu pasti menumpuk dan tidak bisa lagi menampung sampah baru. 

Kalau sudah begitu, siapa yang rugi? Masyarakat sudah pasti akan kesusahan membuang sampah dan pemerintah daerah pusing tujuh keliling. 

Dan saat ini, itulah yang sedang terjadi di Kota Banjarmasin. Sampah menumpuk. Sebagian dilarikan ke Kodya Banjarbaru dan sebagiannya harus ditahan di rumah. 

Benar, Walikota Banjarmasin menyuarakan hal terakhir di atas. Selama dua hari berturut-turut, yakni hari pertama dan kedua lebaran 1446 H, warga Banjarmasin dilarang membuang sampah. Tujuannya agar kota seribu sungai itu terlihat bersih. Pertanyaannya, apakah pada hari ketiga lebaran Pemerintah Kota Banjarmasin sudah siap menerima ledakan sampah? 

Agaknya kebijakan tersebut bisa menjadi bumerang yang beresiko tinggi, baik bagi kesehatan warga, maupun keindahan kota. 

Selanjutnya, akan berpotensi pada gagalnya pemerintah dalam pelayanan masyarakat. Lantas, apa yang idealnya dilakukan? 

Untuk menangani darurat sampah, dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Banjarmasin idealnya menyewa lahan kosong. Areanya luas dan jauh dari pemukiman penduduk. Sementara waktu sampah-sampah baru, bisa ditampung di sana. Kemudian, pengelolaan sampah harus diarahkan pada perusahaan sampah seperti yang dijelaskan di atas tadi. 

Harapan kita bersama, sampah tidak lagi berstatus masalah, melainkan menjadi bahan pokok untuk produk-produk yang bermanfaat. 


(MJA) 


Thursday, March 27, 2025

Modal Berbuka Puasa

Ilustrasi: Pixabay



Siapa yang bilang kalau berbuka puasa cukup dengan anggukan atau kedipan mata? Dalam kondisi normal, setiap muslim yang berpuasa idealnya harus bersegera membatalkan puasanya saat waktu berbuka tiba. Dengan apa? Tentu saja dengan makanan dan minuman meski hanya sebutir kurma dan air putih biasa. 

Nah tentu saja makanan  dan minuman bukanlah benda padat dan cair yang bisa diperoleh tanpa modal. Ada harga ada barang. Begitulah adanya. Lantas bagaimana jika tak punya modal? Ya mudahnya bisa datang ke masjid dan berbuka gratis di sana. 

Dalam video ini ditampilkan sosok pemuda yang berpuasa, tapi tidak memiliki modal untuk berbuka. 


 Intinya dalam Islam diperlukan nilai rasa kepedulian terhadap sesama. Ketika saudara-saudara kita ada yang kesulitan dalam berbuka, maka ulurkanlah menu untuk membukakannya. Islam adalah agama yang berkasih sayang terhadap semua makhluk-Nya. 


Wednesday, March 26, 2025

Musik Panting Lalan Sisit

Sumber ilustrasi: Pixabay



Kalimantan tidak hanya memiliki alat musik petik sape atau sampek. Masih ada alat musik petik lain yang juga terkenal, yakni panting. Baik sape, maupun panting terdengar sangat merdu saat dimainkan. 

Keduanya menjadi khazanah seni musik di Indonesia. Dalam video di bawah ini, musik panting "Lalan Sisit" begitu merdu. Selamat menikmati. 



 

Tuesday, March 25, 2025

Kalimantan Berlebaran

Sumber ilustrasi: Pixabay


Mungkin masih banyak orang yang mengira Kalimantan dihuni oleh orang-orang primitif. Itu wajar karena beberapa tahun terakhir ini ada ormas yang gemar berpakaian zaman purba, bertato, main sulap tali, bermain-main mandau, dan teriak-teriak. Padahal, di Kalimantan sudah nyaris tidak ada lagi yang demikian. Hanya beberapa suku semisal orang Penan yang masih melestarikan kebudayaan tempo dulu dengan kearifan lokal yang luar biasa. 

Sementara itu, kota-kota besar dengan segala kemodernan sudah berkembang di Pulau Borneo ini. Ada Banjarmasin dan Samarinda, misalnya, yang megah. Begitu pula dengan wilayah Kalimantan di Malaysia dan Brunei Darussalam. 

Begitu pula dengan perkembangan agama dan kepercayaan. Di Kalimantan tidak hanya ada kepercayaan seperti Kaharingan dan Karimawan saja, tetapi juga sudah ada Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan lainnya. 

Nah terkait dengan bulan Ramadan tahun ini, tentu saja umat Islam di Kalimantan antusias menjalaninya. Bahkan persiapan lebaran pun sudah mulai terlihat. Mulai dari membeli baju baru, pembersihan rumah, hingga membuat menu-menu lezat yang disantap saat lebaran. 

Di video kali ini ditampilkan pembuatan menu lezat yang banyak disukai orang Kalimantan.



Semoga kualitas Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun-tahun berikutnya akan lebih baik lagi daripada tahun ini. Aamiin. 
(MJA) 

 

Thursday, March 20, 2025

Persiapan Menyambut Tamu Lebaran

Foto merupakan sampul depan salah satu video di Kanal YouTube Mahmud Jauhari Ali



Tamu adalah raja. Harus dimuliakan. Memuliakan tamu dikategorikan dalam kumpulan akhlak terpuji. Ketika tamu datang, kita sambut dengan tangan terbuka dan dada yang lapang. 

Lantas bilakah tamu datang? Jawabannya adalah entahlah. Bisa hari ini, besok, besok lusa, atau kapan saja. Meski demikian, agaknya  lebaran menjadi momen khusus yang dimanfaatkan banyak orang untuk bertamu. 

Ya, tamu-tamu saat lebaran biasanya lebih banyak daripada hari-hari lainnya. Nah, terkait itulah tuan rumah idealnya sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan tamu-tamu itu. 

Dalam video singkat ini digambarkan tentang persiapan menyambut tamu lebaran. 


Idealnya Blbukan hanya mengenai menu-menu nikmat, akan tetapi juga kenyamanan tamu termasuk keindahan pintu rumah juga harus diperhatikan. 

(MJA) 

Tuesday, March 18, 2025

Waspada Menjelang Lebaran

Foto berupa sampul untuk salah satu video di Kanal YouTube Mahmud Jauhari Ali


Saya punya pengalaman pahit yang berulang-ulang terkait dengan menjelang lebaran. Waktu saya masih kecil, di pinggiran Kota Banjarmasin masih banyak daerah yang bisa disebut kampung. Persawahan tumbuh dengan subur. Begitu juga dengan beragam tanaman lainnya. Bahkan, pohon kasturi yang menjulang tinggi masih bisa ditemui di kota kelahiran saya itu. 

Di kampung saya yang dikenal dengan nama Malkon Temon, sebagian penduduknya waktu itu memelihara hewan ternak. Salah satunya keluarga kami. Ada banyak unggas, mulai dari ayam kampung hingga angsa. 

Nah, setiap menjelang lebaran selalu saja ada 
ayam yang hilang dari pandangan kami. Pernah saya mencari dan menemukan salah satu ekor ayam kami sedang dalam keadaan terikat di belakang rumah warga. Tanpa buang waktu, dengan cepat, saya pun membawa pulang ayam tersebut. 

Ini sebenarnya bukan hanya terjadi pada masa saya masih kecil, melainkan kerap terjadi setelahnya. Tempat dan objek yang dicuri pun beragam. Sebab, pencurian bisa terjadi di mana dan kapan saja. Video berikut sekadar ilustrasi saja dari tindak kriminal tersebut. 


Pertanyaannya, mengapa menjelang lebaran? Singkat kata, hal itu karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi saat lebaran. Sebutlah baju baru. Dan, untuk memenuhinya diperlukan uang. Karena itulah, menjelang lebaran kita harus meningkatkan kewaspadaan dari tindak kriminal bernama pencurian ini. 

(MJA) 

Sunday, March 16, 2025

Menghasilkan Uang dari Dunia Sekitar

Sumber foto: Kanal YouTube Mahmud Jauhari Ali

Uang memang bukan segalanya, tetapi tanpa uang kita bisa terjebak dalam perbudakan. 

Pernahkah mendengar perkataan di atas? Mungkin terdengar aneh. Meski begitu, faktanya apa pun akan dilakukan seseorang saat kehabisan uang. Bisa jadi dari yang tadinya baik lalu berubah sebaliknya. Sebutlah menjadi pencuri, perampok, dan kejahatan lainnya. Pertanyaannya, mengapa harus dilakuan? Apakah harus? 

Jawaban pertama sudah dijawab di bagian sebelumnya. Untuk pertanyaan kedua, jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. 

Ketika manusia benar-benar tidak memiliki uang, terkadang panik. Terkadang pula masih bisa menahan gejolak kepanikan itu. Ya, panik karena dicecar pertanyaan-pertanyaan yang mengacaukan jiwa. Misalnya, "Kalau tidak punya uang akan makan apa?" atau yang lebih ekstrem lagi, "Apa bisa hidup tanpa uang?" Saat itulah manusia diperbudak oleh kepanikan tersebut. 

Nah, pertanyaan terakhir di atas sebenarnya lahir dari jiwa ateis. Tidak yakin bahwa jika masih ada umur, Tuhan YME pasti akan memberikan rezeki-Nya kepada kita. Kecuali, kalau memang  umur sudah habis. Menyikapi fenomena saat ini yang menunjukkan angka pemutusan hubungan kerja tinggi, misalnya, alangkah baiknya menghasilkan uang dengan cara halal. 

Yakinlah jika umur kita masih ada, rezeki pun pasti juga ada. Maka, pilihlah cara yang sebaik mungkin sebagai jalan untuk mendapatkannya. Salah satunya dengan memanfaatkan dunia sekitar. Contohnya membuat pupuk dari limbah rumah tangga. Pupuk yang dihasilkan bisa untuk bercocok tanam atau langsung dijual. 

Video berikut hanya sekadar contoh menghasilkan uang dengan jalan halal.