Berikut
adalah sembilan peribahasa Dayak Ngaju yang berhubungan dengan fauna disertai
terjemahan lengkap, maksud, contoh, dan amanat setiap peribahasa legkap
dengan ilustrasi gambarnya. Mengenai
penjelasan Dayak Ngaju, silakan baca di sini.
1. Kilau anak manuk nihau indue
Makna per kata:
kilau: seperti
anak: anak
manuk: ayam
nihau: kehilangan
indue: induk
Terjemahan lengkapnya:
Seperti anak ayam kehilangan induk.
Maksudnya:
Bercerai-berai karena kehilangan tumpuan harapan.
Peribahasa
ini mengacu pada ayam. Anak-anak ayam akan tercerai-berai saat kehilangan induk
mereka. Dalam hidup, kita sebaiknya bersatu. Dengan persatuan dan kesatuan,
kita akan kuat dan mandiri. Maksudnya adalah kuat dan mandiri dalam segalanya.
Kekuatan dan kemandirian itulah dasar tumpuan kita menjadi sukses. Contohnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini. Kita adalah bangsa yang kuat dan
mandiri karena diikat oleh persatuan dan kesatuan. Kalau kita bercerai-berai,
kita akan lemah. Karena itulah, kita harus menjaga persatuan dan kesatuan di
negara kita tercinta ini.
Amanat dalam
peribahasa ini adalah bersatulah meskipun dalam perbedaan. Dengan kata lain
berbeda-beda, tetapi tetap bersatu.
2. Ampit manak tingang
Makna per kata:
ampit: burung gereja/pipit/emprit
manak: beranak
tingang: burung enggang/rangkong
Terjemahan lengkapnya:
Burung pipit beranak enggang.
Maksudnya:
Seseorang yang bisa mengangkat martabat orang tua
(bapak-ibunya).
Peribahasa
ini mengacu pada burung pipit dan burung enggang. Burung pipit termasuk burung
kecil. Sedangkan burung enggang termasuk burung besar dan sangat dimuliakan
orang Dayak di seluruh Kalimantan. Dalam peribahasa ini dikatakan burung pipit
beranak burung enggang. Maksudnya seorang yang melahirkan anak yang kamudian
hari anaknya itu lebih hebat daripada orang tuanya. Misalnya orang tuanya hanya
pedangan kecil. Lalu dengan segala usaha, anaknya setelah besar menjadi seorang
dokter. Amanat dalam peribahasa ini adalah mengangkat martabat orang tua.
Ilustrasinya:
Seorang anak yang sukses menjadi dokter dan mencium tangan ayahnya. Ayahnya yang seorang pedagang kecil pun sangat bahagia dan terharu. |
3.
Tingang manganderang into bitie
Makna per kata:
tingang: burung rangkong/enggang
manganderang: menabuh/menggema
into: di
bitie: badannya sendiri
Terjemahan lengkapnya:
Burung enggang menabuh di badannya sendiri.
Maksudnya: Hebat
bicara saja, tapi tidak bekerja.
Peribahasa
ini mengacu pada burung enggang. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak orang
yang hebat bicara. Tapi, tidak semua orang tersebut mau mengerjakan yang mereka
bicarakan. Hanya sebagian orang saja yang mau mengerjakan kata-kata mereka
sendiri. Misalnya ada orang yang gemar menawarkan ide-ide menulis. Setelah dia
selesai bicara, tak ada kelanjutannya. Sedang yang diharapkan dalam kehidupan
ideal adalah sebaliknya.
Amanat dalam peribahasa ini adalah, segala perkataan
harus dibuktikan dengan kerja nyata.
Ilustrasinya:
4.
Kongkong saran tewang teah belai, antang
saran langit bisa belai
Makna per kata:
kongkong: kodok
saran: di pinggir, di tepi
tewang: tebing, pinggir sungai
teah: haus, kehausan
belai: nafsunya, rasanya
antang: elang
langit: langit
bisa: basah
Terjemahan lengkapnya:
Kodok di tepi sungai merasa kehausan, elang di tepi langit
kembung air.
Maksudnya:
Diri sendiri yang memiliki tanah air, orang lain yang
mengambilnya/memanfaatkannya.
Peribahasa ini mengacu pada kodok dan elang.
Kodok hidupnya di tepi sungai. Sementara elang merupakan burung yang terbang di
ketinggian. Kata langit dalam peribahasa ini bermakna ketinggian.
Contoh peribahasa ini adalah keadaan bangsa
kita pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dulu. Saat itu bangsa Indonesia
adalah pemilik sah tanah air ini, tapi diambil dan dimanfaatkan oleh Belanda
dan Jepang. Beruntunglah saat ini bangsa kita sudah terbebas dari kedua
penjajah tersebut.
Amanat dalam peribahasa ini adalah menjaga
dan memanfaatkan tanah air sendiri. Misalnya dengan mengisi pembangunan dengan
giat belajar dan bekerja agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Ilustrasinya:
Seorang pelajar mengisi pembangunan dengan giat belajar.
|
5.
Ampit biti, tingang kanderange
Makna per kata:
ampit: burung pipit
biti: badannya
tingang: enggang
kanderange: tiruan bunyinya, suaranya
Terjemahan lengkpanya:
Badannya burung pipit, tapi bunyinya seperti burung enggang.
Maksudnya:
Pekerjaan atau perbuatannya tidak seimbang dengan keadaan
fisik atau kondisi lainnya seperti keuangan keluarga.
Peribahasa ini mengacu pada burung pipit dan
burung enggang. Burung pipit bertubuh lebih kecil daripada burung enggang. Jika
burung pipit bunyinya seperti burung enggang, tentu tidak seusai dengan keadaan
fisiknya. Burung pipit saat berbunyi, suaranya adalah burung pipit juga.
Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang bekerja atau berbuat sesuatu, tapi
tidak sesuai dengan keadaannya.
Contoh peribahasa ini adalah, anak sekolah
dasar menggunakan cangkul orang dewasa saat kerja bakti di sekitar tempat
tinggalnya. Seharusnya cangkul yang digunakan berukuran kecil sesuai fisik anak
sekolah dasar.
Amanat peribahasa ini adalah, bekerja atau
berbuatlah sesuai dengan keadaan fisik, keuangan, atau lainnya yang kita
miliki. Ilustrasinya.
Ilustrasinya:
Dua orang pemuda menggunakan cangkul sesuai ukuran tangan mereka saat kerja bakti. |
6. Jaton utuse kelep tau mandai
Makna per kata:
jaton: tidak ada
utuse: ceritanya
kelep: kura-kura
tau: bisa
mandai: naik
Terjemahan lengkapnya:
Tidak pernah ada ceritanya kura-kura bisa naik.
Maksudnya:
Mengerjakan yang tidak mungkin.
Peribahasa
ini mengacu pada kura-kura. Kura-kura merupakan hewan yang tidak bisa memanjat
atau jalannya tidak ke atas (naik). Kenyataan ini digunakan sebagai peribahasa
tentang perkerjaan yang tidak mungkin.
Contoh peribahasa ini dalam kehidupan sehari-hari seperti menciptakan semut. Manusia dari negara mana pun tidak bisa menciptakan semut. Karena itulah, kerjakanlah yang mungkin. Contoh yang mungkin seperti menjadi seorang pilot atau orang hebat lainnya. Agar bisa menjadi seorang pilot atau orang hebat lainnya, syaratnya harus rajin berdoa dan giat belajar.
Contoh peribahasa ini dalam kehidupan sehari-hari seperti menciptakan semut. Manusia dari negara mana pun tidak bisa menciptakan semut. Karena itulah, kerjakanlah yang mungkin. Contoh yang mungkin seperti menjadi seorang pilot atau orang hebat lainnya. Agar bisa menjadi seorang pilot atau orang hebat lainnya, syaratnya harus rajin berdoa dan giat belajar.
Amanat dalam peribahasa ini adalah kerjakanlah yang mungkin dikerjakan oleh manusia.
7. Jaton pusa nalua laok je langa-langai
Makna per kata:
jaton: tidak ada
pusa: kucing
nalua: membiarkan
laok: ikan
je: yang
langa-langai: terbuka lebar, terhantar
Terjemahan Lengkap:
Tidak ada kucing yang membiarkan ikan yang terhantar.
Maksudnya:
Tidak ada satu orang pun yang membiarkan segala sesuatu yang
enak
Peribahasa
mengacu pada kucing. Hewan ini tidak akan membiarkan ikan yang terhantar.
Begitu pun manusia. Tidak ada satu pun orang yang membiarkan segala sesuatu
yang enak atau nyaman. Semua orang pasti akan mengambil atau memanfaaatkan yang
enak atau nyaman untuknya. Dapat bersekolah dengan baik merupakan sesuatu yang
nyaman. Memiliki seragam yang bersih, buku bacaan yang bagus, dan lainnya harus
dimanfaatkan. Sebagai generasi penerus bangsa haruslah memanfaatkan fasilitas
belajar yang ada. Amanat dalam peribahasa ini adalah memanfaatkan rezeki yang
diberikan Tuhan dengan sebaik mungkin.
Ilustrasinya:
8. Kilau tungap saluang balau
Makna per kata:
kilau: seperti
tungap: sambaran
saluang: ikan seluang
balau: lapar
Terjemahan lengkapnya:
Seperti sambaran saluang lapar.
Maksudnya:
Diumpamakan jawaban yang lancar sekali atas suatu pertanyaan.
Peribahasa
ini mengacu pada ikan seluang. Ikan ini sangat cepat menyambar umpan jika dia
lapar. Kenyataan itu diumpamakan dengan jawaban yang lancar sekali dari orang
yang ditanya.
Contoh peribahasa ini adalah siswa yang lancar sekali menjawab pertanyaan gurunya. Tentunya hal itu karena siswa tersebut rajin belajar. Semakin rajin seorang siswa belajar, maka semakin terasah pula otaknya. Hal itu membuatnya menjadi anak yang pandai dan cerpat menjawab perntayaan. Amanat dalam peribahasa ini adalah cepat dan tepat dalam menjawab soal.
Contoh peribahasa ini adalah siswa yang lancar sekali menjawab pertanyaan gurunya. Tentunya hal itu karena siswa tersebut rajin belajar. Semakin rajin seorang siswa belajar, maka semakin terasah pula otaknya. Hal itu membuatnya menjadi anak yang pandai dan cerpat menjawab perntayaan. Amanat dalam peribahasa ini adalah cepat dan tepat dalam menjawab soal.
Ilustrasinya:
9. Panginan antang dia’ akan kinan munyin
Makna per kata:
panginan: makanan
antang: elang
dia’: tidak
akan: untuk
kinan: dimakan
munyin: musang ,luwak
Terjemahan lengkapnya:
Makanan elang tidak akan dimakan musang.
Maksunya:
Rezeki kita tidak akan tertukar oleh orang lain.
Peribahasa
ini mengacu pada elang dan musang. Makanan musang biasanya buah-buahan termasuk
kopi dan kadang daging ayam. Makanan elang tidak akan dimakan musang. Begitu
pula dengan rezeki manusia sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dialah
yang memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, termasuk kita. Karena itu,
rezeki seseorang tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain. Misalnya
pedagang buah mendapatkan rezeki dari-Nya melalui berdagang. Begitu pula dengan
rezeki pilot, dokter, dan lain-lain.
Masing-masing akan mendapatkan rezeki yang berbeda. Itulah sebabnya, kita tidak boleh merasa bersedih hati dan dengki jika rezeki kita lebih sedikit daripada rezeki orang lain. Segala yang diberikan Tuhan kepada kita, itulah yang terbaik bagi kita. Amanat peribahasa ini adalah selalu bersyukur atas pemberian Tuhan YME. Rasa syukur menghindarkan kita dari rasa dengki terhadap rezeki orang lain.
Masing-masing akan mendapatkan rezeki yang berbeda. Itulah sebabnya, kita tidak boleh merasa bersedih hati dan dengki jika rezeki kita lebih sedikit daripada rezeki orang lain. Segala yang diberikan Tuhan kepada kita, itulah yang terbaik bagi kita. Amanat peribahasa ini adalah selalu bersyukur atas pemberian Tuhan YME. Rasa syukur menghindarkan kita dari rasa dengki terhadap rezeki orang lain.
Ilustrasinya:
Sumber tulisan: Buku Mengenal Peribahasa Dayak Ngaju yang Beracuan Flora dan Fauna karya Mahmud Jauhari Ali
Sumber gambar: koleksi pribadi
Sumber gambar: koleksi pribadi
0 comments:
Post a Comment