Satu
hal yang tak bisa kita pungkiri bahwa manusia normal tidak dapat langsung
berjalan tanpa proses belajar. Orang menyebutnya
belajar berjalan.
Seorang
anak mengalami proses itu secara bertahap hingga ia mampu berjalan dengan
menggunakan kedua kakinya. Begitu pula dengan kemampuan berbahasa seseorang yang didapat dari satu tahap ke tahap berikutnya
hingga ia mampu berbahasa dengan lancar. Dan, di negara kita ada ratusan bahasa
daerah dengan satu bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
Lalu,
apa yang terpikir di benak Anda dengan fenomena bahasa di Indonesia ini?
Secara
mudahnya begini. Kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di daerah kita sendiri
dengan menggunakan bahasa daerah (kita). Di daerah Jawa dengan bahasa Jawa, di Kalimantan Tengah dengan
bahasa Ngaju, dan lainnya. Akan tetapi, pernahkah kita renungkan sebuah kenyataan
bahwa bahasa daerah tersebut tidak dapat kita gunakan untuk berkomunikasi
dengan orang-orang di luar daerah kita?
Tentu
saja kenyataan tersebut mengandung sebuah pengertian bahwa kita sebenarnya
memerlukan sarana penghubung yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi dengan
orang-orang di luar daerah kita tersebut. Tidak lain sarana penghubung itu
adalah bahasa Indonesia .
Nah,
kembali kepada masalah berjalan kaki di atas, ketika seorang anak sudah mampu
berjalan kaki tentu ia juga memerlukan sarana penghubung yang dapat digunakan
untuk menuju satu tempat dan ke tempat lainya lagi. Sarana penghubung yang satu
ini sudah sangat akrab dengan kita dan kita sebut dengan kata jalan.
Dengan
kata lain, kita sangat memerlukan jalan umum untuk dapat menuju tempat-tempat
yang kita inginkan dengan cepat. Sebenarnya bukan perkara berjalan kaki saja
yang berhubungan dengan sarana penghubung yang satu ini. Dengan adanya alat
transportasi yang dapat kita gunakan seperti sepeda motor dan mobil, sarana
penghubung yang kita butuhkan haruslah jalan beraspal mulus.
Akan
tetapi, mengenai sarana penghubung, baik jalan umum maupun bahasa Indonesia masih
ada masalah. Masalah pada jalan umum tentunya kerusakan yang terjadi pada badan
jalan itu sendiri di beberapa daerah. Bahkan, ada jalan penghubung antardesa yang
belum beraspal dan rusak parah. Tentu ini sangat memprihatinkan. Kenyataan ini
tentunya mengakibatkan kurang lancarnya arus lalu lintas di masyarakat.
Sementara
masalah utama pada bahasa Indonesia lebih kepada realitas di lapangan bahwa bahasa
Indonesia belum “membumi” secara keseluruhan di negara kita. Artinya, belum
semua orang republik ini bisa berbahasa Indonesia. Ini biasanya terdapat di
daerah-daerah sangat terpencil. Selain itu, masalah lainnya semisal adanya pemakaian bahasa asing dalam kalimat
bahasa Indonesia secara tidak tepat. Juga, masalah-masalah lainnya.
Kita
berharap, jalan umum (beraspal mulus) dan bahasa Indonesia yang keduanya
merupakan sarana penghubung bagi masyarakat dalam keadaan baik. Hal ini guna kelancaran
arus lalu lintas dan komunikasi di negara kita.
0 comments:
Post a Comment