Pada
tanggal 6 Januari 2008 saya pernah membaca tulisan berjudul Kertas terpampang rapi di sebuah koran cetak.
Saya menangkap kekhawatiran penulisnya terhadap kondisi yang sedang “mengancam”
keberadaan media massa cetak di jagat alam semesta saat itu.
Dan,
tulisan tersebut telah mengembalikan saya pada beberapa tahun sebelumnya. Tahun
2003 silam ada seseorang mengatakan bahwa buku yang tebal halamannya dapat disimpan
di dalam sebuah piringan kecil yang mudah dibawa ke mana-mana.
Itu
adalah cerita-cerita lama. Lalu sekarang?
Zaman
saat ini tentu lebih cangih lagi daripada tahun-tahun di atas (baca:
sebelumnya). Media massa daring sudah tak terbendung lagi penyebaran dan
eksistensinya. Masing-masing memiliki kelebihan. Ada yang menonjolkan analisis,
ada yang lebih kepada kecepatan menayangkan berita, dan banyak lagi. Alhasil, media
massa cetak pun tidak satu-dua yang telah gulung tikar. Bisa dikatakan sudah ada
“beberapa” media massa cetak yang harus mengucapkan selamat tinggal kepada para
pembaca mereka.
Meskipun
demikian, tentu saja masih banyak juga media massa cetak tetap eksis hingga
sekarang di tengah-tengah masyarakat, termasuk koran yang memuat artikel Kertas seperti saya sebutkan di awal
tadi. Jika ditanya mengapa masih bertahan, mungkin jawabannya beragam. Setidaknya
“secara umum” ada tiga, yakni seperti berikut ini.
Pertama, dari segi kesehatan mata. Membaca
dengan menggunakan media cetak lebih aman bagi mata daripada membaca tulisan di
media elektronik. Sebagian orang akan memilih untuk membaca media massa cetak
yang ramah terhadap mata mereka.
Kedua, dari segi penghematan energi listrik. Jika menggunakan
media elektronik untuk membaca berita yang kita cari, tentu saja energi listrik
juga akan lebih banyak dipakai. Sebagian orang akan berpikir bahwa membaca
tulisan di media massa cetak lebih menghemat penggunaan energi listrik. Itulah
sebabnya, koran, majalah, dan tabloid cetak dapat menjadi pilihan yang lebih
hemat energi daripada terlalu lama membaca di media elektronik.
Ketiga, dari segi kemudahan mendapatkannya.
Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, mereka akan mudah mendapatkan media
massa cetak. Sekalian jalan-jalan misalnya, mereka bisa mampir membeli koran atau
media massa cetak lainnya.
Menyinggung
media massa daring, tentu berkaitan dengan zaman yang terus berkembang. Dan,
kondisi yang demikian itu memang tidak bisa dicegah kemunculannya. Jika ditanya
seberapa lama media massa cetak akan bertahan dengan “gempuran” media-media
massa daring, jawabannya tergantung pada optimalisasi mereka dalam menjaga
eksistensi masing-masing. Di atas itu semua, tentu berdasarkan kehendak-Nya jua.
Realitasnya,
sampai saat ini, baik media massa daring, maupun media massa cetak masih
dibutuhkan para pembaca dan juga penulis. Harapan kita bersama, kedua jenis media
itu dapat berjalan bersama. Tapi, akan begitukah cerita selanjutnya? Kita
nantikan saja! (Admin)
1 comments:
Mantap
Post a Comment