Siapa orang yang tidak
pernah bermimpi dalam tidurnya? Agaknya
semua orang pernah bermimpi.
Menurut Sutejo dalam Paryono
(2008: 224) mimpi merupakan lorong rahasia menuju alam kesadaran lain, di luar
tingkat gelombang alpha menuju tingkat tidur delta dan theta. Banyak tokoh
dunia seperti R.L. Stevenson dan Stephen King mengaku bahwa karya-karya besar
mereka lahir dari mimpi yang indah. Bahkan,
Bette Nesmith Graham menciptakan liquid paper (tipp ex) sesudah suatu
mimpi memberikan dia ide tersebut. Ciptaannya
itu menghasilkan jutaan
dolar AS
menjelang kematiannya pada tahun 1980 (Paryono, 2008:224).
Di
antara mimpi-mimpi manusia,
ada mimpi yang berkesan
(baca: baik) dan
biasanya diceritakan secara lisan kepada
orang lain. Bisa kepada teman, kekasih, adik, kakak, ayah, ibu, atau pasangan
resmi Anda. Yang terakhir tadi, biasanya akan disertai canda dan tawa.
Setidaknya senyum bahagia. Terlebih jika mimpi tersebut berhubungan dengan
keromantisan yang dapat meningkatkan keharmonisan keluarga.
Nah
sekarang pertanyaannya adalah, pernahkah terbesit di benak Anda kebiasaan itu
dituangkan dalam bentuk karya sastra?
Tentu
saja tidak hanya secara lisan. Tidak pula sekadar cerita biasa. Secara mudahnya
begini, saya ingin mengatakan bahwa kita boleh memanfaatkan mimpi
untuk membuat cerpen, puisi,
novel, atau
naskah drama.
Pernahkah terpikirkan oleh Anda?
Hal
di atas bukan tanpa alasan. Dalam mimpi, kita melihat tokoh-tokoh yang berperan
sebagai tokoh antogonis dan tokoh protagonis. Tempat kejadian, konflik, dan
alur cerita juga ada dalam mimpi kita.
Meskipun terkadang semua itu tidak terlalu jelas. Akan tetapi, masih bisa
digunakan dalam penceritaan atau pengungkapan kembali di alam sadar
pascatidur kita.
Sebagai
catatan, karya sastra yang dilahirkan tidak harus sama persis dengan mimpi yang
dialami. Bahkan, boleh saja alurnya menjadi beda. Hal ini karena unsur
kreativitas dengan sendirinya akan berperan dalam proses penulisannya.
Seminimalnya, mimpi dapat menjadi tema dasar untuk pengembangan karya sastra yang menghibur dan bermanfaat.
Bagaimana menurut Anda? Tertarik? Dan, untuk menjawab judul di atas, Anda sendirilah yang membuktikannya. (Admin)
Seminimalnya, mimpi dapat menjadi tema dasar untuk pengembangan karya sastra yang menghibur dan bermanfaat.
Bagaimana menurut Anda? Tertarik? Dan, untuk menjawab judul di atas, Anda sendirilah yang membuktikannya. (Admin)
0 comments:
Post a Comment