Seorang
Taberi Lipani termasuk sastrawan yang diperhitungkan di Kalimantan
Selatan. Di jagat sastra daerah ini siapa yang tak mengenalnya? Pria yang lahir
pada tanggal 6 September 1971 di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan itu karya-karyanya pernah dimuat di beberapa media massa,
misalnya Tabloid Legalitas Bandung. Dalam hal buku, karya-karyanya
juga dimuat di antologi puisi bersama, antara lain, Tarian Cahaya Di
Bukit Sanggam (2008), Suara 5 Negara (2015/Antologi
Puisi Penyair Lima Negara), Ibuku Mendaki Badai (2015), dan Arus Puisi Sungai (2016).
Sedang
antologi puisi tunggalnya adalah Puasa dan Rasaku (2013)
dan Tadarus Kerinduan (2014). Khusus Puasa dan Rasaku, memuat
puisi-puisinya yang bernuansa ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Berikut adalah
dua contohnya.
Puasaku
5
Karena engkaulah Ramadhan
hujan berkejaran dengan aksara damaiku
tiada lagi resah dan kegelisah yang membunuh semua keindahan
sebab aku bukanlah sang penyair itu
aku hanya pemulung kata-kata dari mimpi ke mimpi
dari sepi ke sepi aku hanya pendaurulang setiap tetes rindu
dini hari ke siang rasa hingga tiba waktuku tuk berbuka
dengan sejumput cinta.
Barabai,14-07-2013
Karena engkaulah Ramadhan
hujan berkejaran dengan aksara damaiku
tiada lagi resah dan kegelisah yang membunuh semua keindahan
sebab aku bukanlah sang penyair itu
aku hanya pemulung kata-kata dari mimpi ke mimpi
dari sepi ke sepi aku hanya pendaurulang setiap tetes rindu
dini hari ke siang rasa hingga tiba waktuku tuk berbuka
dengan sejumput cinta.
Barabai,14-07-2013
Puasaku
11
Selaksa rindu dendam tengadah bulan
yang ingin berpamit pada langit diam dan kelam
hatiku gemetar saat terdengar lantunan azan subuh
saat kuraba usia nan mulai tergerus masa dalam rasa
Kubiarkan sejauh apa anganku berlabuh
jika tiada mampu kubungkam seluruh kenangan silam
diantara aku,kau dan dia pernah ternoda syak wasangka
kini kuikhlaskan semua kembali ke batas muara cinta
Barabai,20/07/2013
Selaksa rindu dendam tengadah bulan
yang ingin berpamit pada langit diam dan kelam
hatiku gemetar saat terdengar lantunan azan subuh
saat kuraba usia nan mulai tergerus masa dalam rasa
Kubiarkan sejauh apa anganku berlabuh
jika tiada mampu kubungkam seluruh kenangan silam
diantara aku,kau dan dia pernah ternoda syak wasangka
kini kuikhlaskan semua kembali ke batas muara cinta
Barabai,20/07/2013
Taberi
Lipani memang telah meninggalkan kita. Tapi, dua puisi di atas dan karya-karya
lain darinya masih hidup. Tetap setia
menyuarakan seluruh gerak batinnya dalam sastra.
0 comments:
Post a Comment