ETIMOLOGI DAN DEFINISI
Secara etimologis Pakasih
berasal dari kosakata bahasa Banjar kasih, artinya kasih.
Pakasih adalah mantra Banjar
yang difungsikan sebagai sarana magis untuk mengguna-gunai lawan jenis agar
menjadi semakin bertambah kasih kepada penggunanya.
Ciri utama pakasih terletak
pada adanya kosakata yang berkonotasi permohonan agar lawan jenis pengguna
menjadi semakin bertambah kasih kepadanya.
Pakasih hampir mirip bentuk
dan fungsinya dengan papikat. Bedanya,
objek mantra yang dituju dalam pakasih bersifat perseorangan (sudah jelas si
anu), sedang objek mantra yang dituju dalam papikat masih bersifat umum (siapa
saja).
CONTOH-CONTOH PAKASIH
PAKASIH
LAWAN JENIS (1)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Tikna
tiknu hatinya hatiku
Yaitu
katanya kukang
Sali
inya kawa bapisah
Kukang
laki kukang bini
Maka
inya hanyar kawa
Bapisah
lawan diaku
Tikna
tiknu hatinya hatiku
Yaitu
katanya (sebut nama)
Sali
inya kawa bapisah
Tuan
lawan budaknya
Maka
inya hanyar kawa
Bapisah
lawan diaku
Barakat
Laa Ilahaa Illallah
Muhammadarrasulullah
(Ismail dkk, 1993:149)
PAKASIH
LAWAN JENIS (2).
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Panahku
panah Arjuna
Kupanahakan
ka gunung
Gunung
runtuh
Kupanahakan
ka sungai
Sungai
karing
Kupanahakan
ka angin
Angin
tamandak
Kupanakahan
ka burung
Burung
tagagur
Kupanahakan
lawan
Si ….…
(nama orang)
Rabah
rubuh imannya
Kapada
diriku
Barakat
Laa Ilahaa Illallah
Muhammadarrasulullah
(Ismail dkk, 1993:149)
Pakasih
lawan jenis adalah
mantra Banjar yang difungsikan sebagai sarana magis untuk mengguna-gunai lawan
jenis agar menjadi semakin bertambah kasih kepada penggunanya. Upaya pencapaian
tujuan fungsional Pakasih di atas itu dilakukan dengan cara yang bersangkutan
membacakannya di dalam kamar. Selain itu untuk memperteguh upaya magisnya itu
maka pada saat membacakan Pakasih dimaksud yang bersangkutan harus memandangi
potret diri lawan jenis yang diguna-gunainya.
Dalam praktek
fungsionalisasinya di lapangan, Pakasih di atas harus dibaca ulang secara utuh
dalam hitungan ganjil 3,5,7 dst. Praktek pembacaan ulang yang demikian itu
menjadikannya sebagai puisi bebas yang berulang penuh secara keseluruhan
(repitisi utuh yang berulang penuh).
Selain
membaca Pakasih dan memandangi potret diri lawan jenis yang diguna-gunainya,
seseorang juga lajim memanfaatkan tuah magis yang terdapat pada batu kacubung, buluh parindu, minyak
balincung, minyak kijang putih, minyak kukang, atau minyak kuyang sebagai
sarana magis untuk membuat lawan jenisnya menjadi bertambah cinta, bertambah
kasih, bertambah sayang, dan selalu merindukan kehadirannya (bahasa Banjar, karindangan).
Batu
Kacubung, bahasa
Banjar artinya batu Kecubung. Batu
Kacubung adalah sejenis batu alam berwarna ungu. Termasuk barang hasil
tambang yang banyak ditemukan di perut bumi daerah Kalsel. Upaya untuk mencapai
tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikannya sebagai
mata cincin (laki-laki) atau buah kalung (wanita).
Buluh
parindu, bahasa
Banjar artinya bambu yang dapat membuat orang lain menjadi rindu. Buluh parindu adalah ranting kecil
yang berasal dari sejenis tanaman bambu yang terselip di dalam sarang burung
elang. Buluh parindu termasuk benda
langka yang sulit sekali diperoleh, karena sarang burung elang berada di atas
puncak pohon yang tinggi. Selain itu, tidak semua sarang elang dibuat dengan
mempergunakan buluh parindu. Upaya
untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara
menjadikannya sebagai jimat pengasihan. Buluh
parindu dibungkus dengan kain kuning.
Minyak
balincung, bahasa
Banjar artinya minyak balencong.
Balincung merujuk lampu pengatur cahaya dalam pertunjukan wayang kulit.
Sesaat sebelum pertunjukan wayang kulit dimulai beberapa penonton yang
berkepentingan meletakkan botol kecil berisi minyak wangi pada lampu balencong.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara
mengoleskan minyak balincung pada
kulit tubuh lawan jenisnya atau dicampurkan pada makanan yang disantapnya.
Minyak
kijang putih, bahasa
Banjar artinya minyak kijang putih. Dibuat dari daging kijang putih yang
direndam sekian lama ke dalam minyak kelapa. Minyak kelapa hasil rendaman
itulah yang disebut minyak kijang putih. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional
yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak balincung pada kulit tubuh lawan jenisnya.
Minyak
Kukang, bahasa
Banjar artinya minyak kukang. Dibuat dari daging kukang laki dan kukang bini
yang yang direndam sekian lama ke dalam minyak kelapa. Minyak hasil rendaman
daging kukang inilah yang kemudian disebut sebagai minyak kukang tersebut. Minyak kukang diyakini mempunyai tuah
magis yang dapat difungsikan sebagai sarana untuk membuat lawan jenis menjadi
bertambah cinta, bertambah kasih, bertambah sayang, dan selalu merindukan
kehadirannya. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu
dilakukan dengan cara mengoleskan minyak
kukang pada kulit tubuh lawan jenisnya atau dicampurkan pada makanan yang
disantapnya.
Minyak
kuyang, bahasa
Banjar artinya minyak kuyang. Belum
diperoleh informasi yang pasti tentang bahan dasar dan cara pembuatan minyak kuyang. Kuyang, bahasa Banjar
artinya hantu wanita pengisap darah. Minyak
kuyang dimiliki oleh seorang wanita pengamal ilmu hitam yang bersifat
pengasihan dan pesugihan. Minyak kuyang difungsikan
sebagai sarana untuk membuat wajah seorang wanita menjadi tampak cantik jelita.
Melalui kecantikan yang dimilikinya itu wanita yang bersangkutan mampu membuat
suaminya menjadi bertambah kasih (fungsi pengasihan). Namun, selain itu, minyak kuyang juga dapat difungsikan
sarana pesugihan. Jika uang yang yang sudah diolesi dengan minyak kuyang dibelanjakan untuk membeli suatu barang, maka semua
uang milik pedagang itu akan melengket dan ikut terbang ke rumah pemilik minyak kuyang. Upaya untuk mencapai
tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak kuyang secara melingkar di leher
pemiliknya. Namun, tidak hanya itu, untuk memperkuat tuah magis minyak kuyang, wanita yang bersangkutan
juga harus mengisap darah wanita lain yang sedang menjalani proses persalinan.
Kekuatan ilmu hitam yang dimilikinya membuatnya dapat menghilangkan tubuhnya
dari pandangan mata orang lain. Sehingga, pengisapan darah korbannya dapat
dilakukannya tanpa harus memperlihatkan wujud fisiknya secara nyata kepada wanita
yang sedang diisap darahnya itu.
Mulut yang komat-kamit ketika
membaca Pakasih, potret diri lawan jenis, batu
kacubung, buluh parindu, minyak balincung, minyak kijang putih, minyak kukang, dan minyak kuyang itulah yang secara
terpisah-pisah atau secara kumulatif diyakini menjadi sumber kekuatan magis
yang dapat mengetuk hati lawan jenis yang dituju. Begitu hatinya terketuk, maka
dengan serta merta rasa cinta, rasa kasih, rasa rindu, dan rasa kasihnya akan
menjadi semakin bertambah besar.
0 comments:
Post a Comment