Sejarah
itu guru paling mulia. Kalimat itu sangat tepat bagi generasi penerus bangsa
mana pun di dunia ini. Dalam sejarah terkandung berbagai peristiwa dan para
pelaku yang terlibat langsung di kehidupan masa lalu. Setiap rekam jejak yang
ditorehkan selalu saja memberikan pelajaran berharga untuk langkah selanjutnya.
Itulah sebabnya, ingat-ingatlah sejarah walaupun telah lama berlalu.
Dan
sebuah berita gembira datang menyapa dunia sastra berkenaan dengan sejarah Indonesia.
Amir Hamzah. Ya, kehidupan seorang sastrawan besar tanah air itu akan dikisahkan
kembali dalam sebuah pementasan teater yang akan digelar pada 2—3 Februari 2019 yang akan datang. Sebagaimana
tersiar secara luas, beliau dilahirkan di Langkat, Sumatera Utara, 28 Februari 1911 dan
meninggal dunia pada 20 Maret 1946 saat meletusnya revolusi sosial yang kejam di
sebagian Sumatera Utara.
Amir
Hamzah termasuk seorang bangsawan Langkat yang gugur dalam peristiwa sejarah
kelam revolusi masa lalu tersebut. Sebuah perang saudara sebangsa yang seharusnya
tidak perlu terjadi. Agaknya, pementasan yang digelar Titimangsa Foundation ini dapat
dimaknai sebagai bentuk pengingat dan penghormatan atas jasa-jasa beliau, baik
sebagai sastrawan Indonesia, maupun sebagai Pahlawan Nasional.
Mengutip
Kompas, untuk memperagakan apiknya kisah hidup seorang pejuang dan sastrawan
Amir Hamzah, pementasan ini disutradarai oleh Iswandi Pratama yang merupakan
sutradara teater yang telah banyak melanglang buana ke berbagai pementasan.
Harapan kita
bersama, pementasan yang rencananya akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta mendatang itu berjalan dengan lancar, menghibur, dan bermanfaat bagi kehidupan beragama, berbangsa,
dan bernegara.
0 comments:
Post a Comment