Secara umum, menulis dapat dikatakan
sebagai keterampilan berbahasa. Lazimnya sebuah keterampilan, tentu tidak
didapat secara instan. Perlu pengalaman menulis yang berulang-ulang. Di samping
itu, diperlukan juga adanya strategi jitu agar tulisan, baik cerita, maupun
lainnya diterima dan diminati pembaca sasaran. Nah, kali ini admin akan
berbagai tip menulis cerita agar diterima dan diminati anak sebagai sasaran
baca. Apa sajakah itu? Yuk baca satu per satu di bawah ini.
1. Mengamati
dan Memanfatkan Hal-Hal yang Digemari atau Disukai Anak
Semua
orang tentu mempunyai kegemaran masing-masing. Kegemaran itu bisa berupa
menonton pertandingan sepak bola, memasak, berwisata, atau mungkin makan masakan
tertentu. Meskipun kegemaran orang berbeda-beda,
akan tetapi pada kenyatannya banyak yang
memiliki kegemaran sama. Misalnya, menggemari tokoh hiburan, bermain game online,
atau menonton pertandingan sepak bola, dan lainnya. Sebut saja para penggemar
sepak bola. Mereka begitu antusias terhadap segala hal berkaitan dengan dunia
olahraga itu. Setidaknya mereka akan mencari informasi seputar jadwal pertandingan
sepak bola lewat media-media bola daring. Itulah sebabnya, pihak media massa
memanfaatkan kegemaran tersebut dengan menyajikan sepuar bola hingga
mendapatkan keuntungan yang besar.
Hal
ini membuat kita sadar bahwa kegemaran berefek pada minat baca seseorang. Dan,
tentunya kita juga bisa memanfaatkan kegemaran anak-anak dalam menulis cerita.
Contoh, anak-anak menyukai permainan point
blank. Idealnya, kita tidak langsung menyikapinya dengan negatif. Dalam
sebuah cerita yang kita buat, sisipkan unsur pendidikan seperti membagi waktu secara
tepat. Yakni, ada waktunya untuk bermain, beribadah, belajar, dan lainnya
dengan penyajian cerita yang semenarik mungkin. Bisa juga kita tanamkan sifat
jujur dalam permainan dengan tidak bermain curang dalam cerita yang kita
sajikan tersebut.
Dengan
begitu, kita telah menghasilkan cerita yang menghibur dan bermanfaat atau
istilah lazimnya dulce et utile.
2. Mengamati
Tren Cerita yang Terbaru
Hal
ini tidak melulu pada tema, tetapi lebih kepada bagaimana cerita itu disajikan.
Penyajian cerita dengan alur, penokohan, perwatakan, latar, dan sekelumit unsur
ekstrinsik yang bagus, lebih diutamakan dalam meningkatkan minat baca anak.
Strategi kedua ini bisa ditempuh dengan cara berkunjung ke toko buku, terutama
pada rak buku best seller, lalu
membacanya. Bisa juga dengan membaca
cerita anak di surat kabar atau pun majalah semisal Bobo.
3. Mengolah
Tema dengan Pengembangan Cerita yang Disajikan Secara Menarik
Hal
ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
-
Membuat kerangka karangan sebagai denah
penulisan
Mengapa
dikatakan sebagai denah? Karena, kerangka karangan atau outline sebenarnya denah yang membantu penulis mengarungi alur
cerita hingga mencapai akhirnya. Seumpama saja kita mendapatkan undangan
walimah yang lokasinya kurang dikenal. Sebut saja di Jalan Malkon Temon. Dari rumah
kita untuk mencapai ke lokasi itu diperlukan denah, yakni melalui urutan
jalan-jalan secara benar semisal dari Jalan Gatot Subroto, kemudian saat di simpang
empat berlampu merah lurus saja, dan
jika ada lagi simpang empat berlampu merah kedua belok kiri, lalu saat berjumpa
simpang empat ketiga tanpa lampu merah belok kanan. Di situlah Jalan Malkon
Temon.
Begitu
juga dengan menulis. Dari awal, terus menanjak, mencapai klimaks, lalu mulai
mereda hingga akhir cerita. Memang ada
teori bahwa menulis itu ya menulis saja, tidak perlu kerangka karangan. Akan
tetapi, perlu diingat berdasarkan pengalaman nyata, dalam menulis cerita tanpa
kerangka karangan bisa membuat penulis tersesat. Bahkan, ada saja paragraf-paragraf
yang terpaksa dihapus karena jauh melenceng dari ide semula. Selain itu, kerangka karangan membantu
penulis terhindar dari virus wb atau writer block yang jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, adalah bermakna kebuntuan dalam hal ide.
Berikut
contoh pembuatan kerangka karangan yang sangat sederhana:
Seorang anak perempuan bernama Sofiya berencana
liburan ke pantai bersama keluarganya pada hari Minggu. Segala perlengkapan sudah disiapkan. Tapi, pada hari yang sama, akan diadakan pesta ulang
tahun salah seorang temannya. Dia bingung harus memilih ikut liburan bersama
keluarganya ataukah memilih menghadiri acara ulang tahun itu. Setelah dia
memikirkannya dengan matang, menghadiri pesta ulang tahunlah yang menjadi
pilihannya. Sontak pihak keluarganya menyayangkan sikapnya itu. Ibu, ayah, dan
kedua adiknya berusaha membujuknya agar ikut liburan bersama mereka. Meski
sudah dibujuk, dia tetap kukuh pada pilihannya. Alhasil, suasana tidak hangat
pun terjadi di rumah itu. Karena keadaannya sudah demikian, ayahnya menawarkan
solusi, yakni berangkat ke pantainya
lebih pagi agar pada sore harinya, anak perempuannya itu bisa menghadiri pesta
ulang tahun temannya. Ide ayahnya itu pun terlaksana dan anak perempuan itu
dapat berlibur sekaligus menghadiri undangan temannya.
Nah,
kerangka karangan di atas dapat kita buat menjadi beberapa bagian agar mudah
dalam hal pengembangannya menjadi sebuah cerita anak yang lengkap, yakni:
Bagian 1
Seorang anak perempuan bernama Sofiya berencana
liburan ke pantai bersama keluarganya pada hari Minggu. Segala perlengkapan
sudah disiapkan. Tapi, pada hari yang sama, akan diadakan pesta ulang tahun
salah seorang temannya.
(pengembangan
cerita….)
Bagian 2
Dia bingung harus memilih ikut liburan
bersama keluarganya ataukah memilih menghadiri acara ulang tahun itu. Setelah dia
memikirkannya dengan matang,
menghadiri pesta ulang tahunlah yang menjadi pilihannya.
(pengembangan
cerita….)
Bagian 3
Sontak pihak keluarganya menyayangkan sikapnya itu. Ibu, ayah, dan kedua adiknya berusaha membujuknya agar
ikut liburan bersama mereka. Meski sudah dibujuk, dia tetap kukuh pada
pilihannya.
(pengembangan
cerita….)
Bagian 4
Alhasil, suasana tidak hangat pun
terjadi di rumah itu. Karena keadaannya sudah demikian, ayahnya menawarkan
solusi, yakni berangkat ke pantainya lebih pagi agar pada sore harinya, anak perempuannya itu bisa
menghadiri pesta ulang tahun temannya.
(pengembangan
cerita….)
Bagian 5 (penutup)
Ide ayahnya itu pun terlaksana dan anak
perempuan itu dapat berlibur sekaligus menghadiri
undangan temannya.
(pengembangan
cerita….)
-
Mengumpulkan bahan-bahan sebagai data
penulisan
Data
yang valid sangat dibutuhkan dalam menulis cerita. Dengan bahan ini, kita bisa
lebih nyaman menuliskannya. Sehingga, penyajiannya pun akan lebih hidup dan
menarik.
Perlu
diingat pula, meskipun cerita yang kita tulis fiksi-sefiksinya, kita juga tidak
diperkenankan menulis cerita yang tidak masuk akal. Misalnya saja seseorang
yang berasal dari daerah tertentu mengambil latar tempat cerita di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Ternyata ditulis kota Banjarmasin ada di Provinsi Kalimantan
Barat. Ini akan menjadikan ceritanya tidak menarik karena terjadi kesalahan
data.
Lalu
bagaimana caranya mengumpulkan bahan? Mengumpulkan bahan bisa turun langsung ke
lapangan, bisa melalui studi kepustakaan dengan membaca buku-buku yang
mendukung dan dapat dipercaya, atau bisa pula bertanya melalui telepon atau
alat komunikasi lainnya kepada orang yang mengetahui realitas di lapangan.
-
Mengembangkan kerangka karangan.
Pengembangan
ini dimulai dari membuka cerita dengan baik. Pembuka ini merupakan pintu masuk
ke dalam cerita. Sifatnya adalah sebagai penarik atau pemancing agar pembaca
meneruskan proses bacanya. Pembuka yang buruk berpotensi menyebabkan pembaca
meninggalkan tulisan kita. Itulah sebabnya, membuka cerita idealnya harus memikat
semisal dengan berisi pertanyaan yang menyimpan kerahasiaan. Sehingga, pembaca
berusaha mencari jawabannya di bagian-bagian selanjutnya.
Contoh:
Pagi ini Sofiya menyendiri di kamarnya.
Ruangan berwarna merah muda itu begitu sepi. Sesekali angin berembus
masuk melewati jendelanya yang terbuka lebar. Sementara sepasang mata anak
perempuan itu menatap selembar kertas yang dipegangnya. Ada gambar badut dan
balon aneka warna menghiasi halaman depan kertas tersebut. Sedangkan halaman
yang menghadap wajahnya tertulis undangan pesta ulang tahun. Ya, salah seorang
temannya akan merayakan pesta itu pada hari Minggu ini. Ia pun bingung. Sebab,
pada hari yang sama ia dan keluarganya akan berlibur ke sebuah pantai.
Kutipan
pembuka di atas memiliki potensi besar memunculkan rasa ingin tahu pembaca
tentang sikap anak perempuan itu terhadap dua pilihan, yakni antara menghadiri
pesta ulang tahun temannya ataukah ikut berlibur bersama keluarganya. Dengan pembuka seperti ini sebenarnya kita
telah membawa pembaca masuk ke dalam imajinasi. Rasa ingin tahu pembaca akan
semakin besar jika bagian selanjutnya berupa pilihan yang sulit seperti
berikut.
Beberapa waktu Sofiya berpikir keras
tentang keduanya. Jika ia tetap berlibur bersama keluarganya, tentulah dirinya
bisa bersenang-senang. Dia bisa berlarian di bibir
pantai yang landai, bersuka ria menaiki banana boat, dan menikmati kesenangan
lainnya. Tapi, temannya akan marah karena ia tidak datang ke pesta ulang tahun
itu. Dan, jika ia memutuskan datang ke pesta ulang tahun temannya, bukan hanya
beragam menu makanan yang bisa ia nikmati, tapi juga suasana riuh ramai bersama
teman-temannya juga akan ia dapatkan. Meski demikian, pastilah keluarganya
kecewa karena ia tidak ikut berlibur bersama mereka.
Setelah
itu giringlah pembaca (anak didik sebagai sasaran baca) dengan paragraf-paragraf
berisi jawaban atas keingintahuan atas dua pilihan itu.
Usahakan
menggiring pembaca menggunakan alur lurus yang runtut agar tidak menimbulkan
kerumitan. Sangat dianjurkan alurnya tidak bertele-tele agar tidak membosankan.
Biarkan cerita mengalir secara alami hingga mencapai klimaks dan perlahan masuk
pada peleraian atau resolusi yang berkesan.
-
Menggunakan kalimat dengan bijak.
Maksudnya
adalah mengembalikan bahasa seperti aslinya. Bahasa asli itu adalah bunyi. Jika
kita ditanya bahasa itu apa? Tentu jawabanya adalah sistem lambang bunyi yang
bersifat arbiter dan konvensional. Kita tidak menjawab bahwa bahasa berupa
aksara.
Maka,
gunakanlah langgam bicara. Dengan kata lain berbicara kepada pembaca melalui
tulisan akan membuat komunikasi antara
penulis dan pembaca menjadi hangat. Serasa saling berhadapan. Alhasil, pembaca
akan lebih betah membaca. Dalam hal ini kita cukup memakai kalimat sehari-hari
yang sederhana, tapi bertenaga. Tidak
perlu ada pemubaziran kata dan hindari
kalimat yang bermakna ambigu.
0 comments:
Post a Comment