Dahulu
kala tebing Batu Suli pernah roboh. Akibatnya batu itu menghalangi lalu lintas
Sungai kahayan Hulu ke Kahayan Hilir. Ikan-ikan pun tidak dapat melewatinya.
Ikan-ikan
dan binatang air yang hidup di Sungai Kahayan bermusyawarah untuk mencari cara
untuk meyingkirkan Batu Suli dari Sungai Kahayan. Pada hari ketiga mereka
setuju bahwa mereka harus bergotong-royong mengangkat Batu Suli dari dalam
sungai.
Sebagai
mandor ditunjuk ikan Tapah karena suaranya sangat keras untuk dapat didengar
ikan-ikan dan binatang lainnya. Ikan Pipih yang jumlahnya sangat banyak saat
itu ditugaskan mengangkat Batu Suli dengan dibantu ikan-ikan dan binatang lainnya.
Ikan
Tapah pun berteriak sekeras-kerasnya memberi semangat kepada teman-temannya.
Buaya dengan punggungnya membantu para ikan menyingkirkan batu-batu yang
menutupi sungai. Setelah berhari-hari bekerja sama, akhirnya selesailah
pekerjaan mereka.
Semua
ikan dan binatang yang hidup di Sungai Kahayan sangat senang. Lalu lintas
Sungai Kahayan pun kembali lancar. Mereka berkumpul untuk merayakan keberhasilan
mereka dengan mengadakan pesta besar-besaran di lokasi Batu Suli. Mereka pun
akhirnya berpisah untuk kembali ke tempat masing-masing.
Hal
yang tdak dapat mereka lupakan adalah kerja sama yang telah mereka bangun dan
terbina di antara mereka. Ada
akibat dari pekerjaan tersebut yang mereka tanggung. Misalnya ikan Tapah karena
sering berteriak kemudian mempunyai mulut yang besar, ikan Pipih karena sering
mengangkat beban yang berat punggungnya menjadi bengkok. Buaya yang juga
menggunakan punggungnya untuk mengankat beban berat mempunyai kulit punggung
yang keras.
0 comments:
Post a Comment