Perempuan kelahiran Padang Panjang
ini bernama lengkap Eva Yenita Syam.
Berangkat dari kota kecil di
Minangkabau, Sumatera Barat itu,
sekarang ia mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta sebagai peneliti sastra di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.
Sejak sekolah dasar, ia
sudah berminat pada sastra, khususnya sastra kreatif, pembacaan, dan penciptaan sastra. Hal
itu berlanjut saat di sekolah menengah atas, yakni karya-karyanya seperti puisi dan cerpen dimuat di beberapa surat kabar dan majalah
remaja.
Dalam pembacaan puisi,
dirinya pernah tampil
saat acara sastra di Padang, Jakarta, Yogyakarta, bahkan di Kuala Lumpur. Ia juga pernah mementaskan teater di TIM, Bengkulu, Padang, Cibubur, Pekanbaru, dan
Jambi.
Adapun karya-karyanya
yang sudah berhasil diterbitkan dalam bentuk buku adalah sebagai berikut.
- AntologI puisi bersama sastrawan nusantara (2013)
- AntologI puisi bersama Alumni Sasindo, Unand Padang Tanda Mata (2015)
- Antologi in-Memoriam Alumni Sasindo, Unand Padang (2015)
- Antologi puisi bersma HISKIEkologi Sastra Hijau (2016)
- Antologi puisi Penyair 14 Kota HISKI Nyanyian Gerimis (2017)
- Puisi Perjalanan Evan Ys: Per-Empu-An dalam Semedi Tanpa Dupa (2017)
- Antologi buku Literasi, Sastra, dan Pengajaran (2017)
- Antologi puisi The First of Drop (2017)
- Antologi puisi Epitaf Kota Hujan (2018)
- Antologi puisi Temu Penyair Dunia, Malaysia Wangian Kembangan (2018)
Di
samping puisi, Evan menulis cerita anak dan tulisan ilmiah. Cerita-cerita anak karyanya
seperti Sang Fajar menguak Sangsi,
Bidadari dalam Bingkai, Binatang Sejagat Meretas Janji, Mutiara yang Terpendam,
dan Selalu dalam Lindungan Tuhan.
Berikut
satu contoh puisi Evan YS
Menjilat Luka Waktu
Langkah terseok tertatih menapak
masa
Lelah mencerna suara tak beraturan
Bergumam, berdengung tanpa definisi
Aku muak, luka, dan muntah!
Darah dari luka-luka mengalir tak
terbendung
Torehkan nyeri yang paling nyeri
Keculasan bertahta megah pada nurani
Kubur tembang perdamaian
Museumkan catatan usang
Demi sebuah keagungan
---sejarah---
Aku pun terseok menekan luka yang menerobos jantung
jilati hari tanpa makna
tanpa kata
tanpa suara
0 comments:
Post a Comment