Seekor
kura-kura yang sedang mengembara bertemu dengan seekor burung sabaru. Burung
itu ingin mengikuti pengembaraan kura-kura. Dengan rasa persahabatan, burung
itu terus mengikuti ke mana pun kura-kura pergi. Sampailah pada saat kura-kura
diajak burung sabaru mengikuti perjalanannya di udara. Kura-kura itu pun dibawa
terbang. Karena ketakutan, kura-kura memaksakan diri melepaskan tangannya dari
punggung burung sabaru dan jatuh di semak-semak dengan bergantung pada sebuah
akar di atas tanah.
Tidak
lama kemudian seekor kera datang di tempat kura-kura yang sedang terayun-ayun
pada akar itu. Ketika ditanya maksud perbuatannya, kura-kura mengatakan bahwa
ia sedang menunggu ayunan milik pamannya, yaitu Hamaraja. Karena permintaannya
untuk menggantikan pekerjaan menunggu ayunan itu tidak dikabulkan, maka kera
melemparkan kura-kura itu, lalu ia segera mengikatkan ekornya pada akar tersebut.
Dengan berteriak-teriak kesakitan, kera mengancam akan membalas dendam pada
kura-kura.
Di
tempat lain, kura-kura yang dilemparkan itu duduk mendekati sebuah rumah lebah.
Kera datang dan ingin membunuhnya. Akan tetapi, kura-kura mengatakan bahwa ia
sedang menunggu gong milik pamannya, Hamaraja. Kera tidak marah lagi dan
menginginkan menggantikan pekerjaan menunggu gong. Keinginan itu ditolak oleh
kura-kura. Dan dipukulnya sarang lebah sehingga lebah-lebah bertebangan ke luar
menyengati kera.
Di
tepi sungai, kura-kura sudah siap menunggui seekor buaya yang sedang mengambang
di dekatnya. Kera datang dan melemparkan kura-kura jauh-jauh karena
keinginannya menunggui perahu milik Hamaraja yang sebenarnya (perahu tersebut)
adalah seekor buaya. Setelah kura-kura terlempar jauh, kera segera menaiki tubuh buaya dan sedikit demi sedikit
dibawanya buaya itu ke tengah sungai. Sesampainya di tengah sungai buaya menenggelamkan
dirinyadan kera cepat-cepat berenang ke tepi sungai. Akan tetapi, sebelum kera
itu sampai di tepi sungai, ia disambar dan disantap buaya itu.
0 comments:
Post a Comment