Peak
Plulu dan Tatau Dayu adalah saudara yang sangat akrab. Mereka sangat terampil
di bidang kesenian, khususnya seni tari dan seni musik. Pada suatu hari Tatau
Dayu tertarik pada seorang gadis cantik, putri
Tendui Jagan yang bernama Silo Lintai. Bersama Peak Plulu, Tatau Dayu
melamar Silo Lintai. Lamaran Tatau Dayu diterima oleh Tendui Jagan dengan
syarat harus mencarikan ayam berbulu kapas, bertaji emas, dan dapat berkokok dengan tujuh warna suara,
sebagai permintaan anak gadisnya. Tatau Dayu menyanggupinya, meskipun belum
pernah melihat ayam seperti itu.
Atas
petunjuk arwah ayahnya di dalam mimpi, Tatau Dayu akhirnya mengerti bahwa ayam
itu hanya milik orang dunia tingkat tiga (kayangan). Untuk dapat memperoleh
ayam yang dicari itu Tatau
Dayu dan
Peak Plulu harus
mengadakan pesta besar dengan hiburan tari-tarian dan musik yang dilakukan
mereka sendiri. Dengan demikian, apabila orang-orang kayangan mendengar musik
yang dibunyikan itu kemudian akan turun ke bumi dengan membwa ayam itu untuk
menari.
Di
tengah-tengah keramaian yang mereka adakan itu datang dua orang laki-laki
kayangan dengan membawa ayam berbulu
kapas, betaji emas, dan dapat berkokok
dengan tujuh warna suara. Mereka datang dan ikut menari hingga lupa diri
dan tertidur. Pada saat mereka tertidur, Peak Plulu dan Tatau Dayu mengambil
ayam mereka yang diikat di luar rumah. Dua laki-laki kayangan itu akhirnya
dibunuh Peak Plulu dan Tatau Dayu ketika akan mengambil ayam mereka. Beberapa
hari kemudian Peak Plulu dan Tatau Dayu datang ke kayangan dan membunuh semua
laki-laki kayangan, kecuali rajanya, Sarinindi Gasing Pusi yang pada saat itu
sedang berburu. Setelah itu mereka menemui Tandau Jagan dan Silo Lintai.
Sarinidi
Gasing Pusi sangat terkejut dan marah, ia membuat Silo Lintai bermimpi
ditemuinya untuk membantunya mengatasi musibah di kayangan. Silo Lintai dan
Tatau Dayu diharap datang ke kayangan. Tatau Dayu, Silo Lintai, dan Peak Plulu
menurutinya. Sesampainya di kayangan Tatau Dayu dan Silo Lintai masuk rumah
Sarinindi Gasing Pusi, dan
Peak Plulu menunggu di
luar. Sarinindi memanfaatkan kesempatan untuk mejelmakan Tatau Dayu dan Silo
Lintai menjadi dua belanga yang suatu saat akan dihidupkan lagi untuk dipakai
sebagai korban upacara tewah. Mengetahui
hal itu Peak Plulu meminta bantuan Tendui Jagan, untuk menyelamatkan keduanya.
Dengan
bantuan Peak Plulu dan Tendui Jagan, Tatau Dayu dan Silo Lintai dapat
diselamatkan. Tatau Dayu kemudian berperang seru dengan Sarinindi Gasing Pusi.
Keduanya sama-sama kuat. Melihat peristiwa itu, Peak Plulu menggugah mayat
Nurwangan Langit, ayah Tatau Dayu. Ayahnya mengatakan bahwa Tatau Dayu, Silo
Lintai, dan Sarinindi Gasing Pusi adalah anaknya. Akhirnya keduanya berhenti
berperang dan Silo Lintai dikawinkan dengan Peak Plulu.
0 comments:
Post a Comment