Em-a:-ti sengaja diapit kurung siku karena merupakan tulisan fonetik.
Tiga bunyi bahasa tersebut keluar dari mulut kita saat melafalkan singkatan
dari bahasa Inggris mass rapid transit. Lalu bagaimanakah dengan singkatan MRT
versi Indonesia?
Berikut ada ulasan
singkat dari Iwan Fauzi yang merupakan salah seorang dosen di Jurusan Bahasa dan Seni, Universitas
Palangkaraya mengenai hal itu.
Bahasa Indonesia
memang selalu tak pernah ketinggalan dalam beradu istilah dengan bahasa asing
(e.g. English). Dulu ada singkatan ATM sebagai singkatan dari automatic
teller machine. Namun, para pecinta bahasa Indonesia tak kalah
bestari membuat istilah baru sebagai penggantinya. Adalah “anjungan tunai
mandiri” sebagai kepanjangan dari singkatan ATM untuk bahasa
Indonesianya yang terasa elok didengar di telinga kita orang Indonesia.
Hari ini ada lagi singkatan baru,
MRT (mass rapid transit). Lagi-lagi ini istilah yang sama dipakai di kawasan
negara Asean seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah lebih dulu
memakai nama serupa untuk menyebut moda transportasi cepat ini. Para pegiat
Bahasa Indonesia pun lagi-lagi seperti “menggatal”telinga mereka mendengar
istilah ini karena semakin hari semakin populer di media. Masih belum tuntas
kesepakatan berapa tarif yang sepatutnya dibebankan kepada pengguna angkutan
cepat ini tetapi kaum pereka bahasa sudah simpul menciptakan istilah baru untuk
singkatan MRT dalam Bahasa Indonesia.
Adalah “Moda Raya Terpadu” yang menjadi sandingan kepanjangan singkatan asingnya.
Adalah “Moda Raya Terpadu” yang menjadi sandingan kepanjangan singkatan asingnya.
Nice kedengarannya,
tetapi jangan lupa juga untuk mengubah cara menyebut MRT itu sendiri. Ia sudah
bukan [em-a:-ti] lagi tetapi [em-er-te] yang dibaca dengan lidah orang
Indonesia, sebab ia sudah menjadi singkatan bahasa Indonesia.
0 comments:
Post a Comment