Mungkin sebagian
dari kita masih ingat sejarah perjuangan mahasiswa hingga melahirkan Tri
Tuntutan Rakyat. Tepat 10 Januari 1966 demonstrasi mahasiswa pecah di Jakarta.
Mereka bersuara lantang sebagai reaksi terhadap kenaikan harga-harga pada masa
itu.
Alhasil, Tritura
menggaung, “Bubarkan PKI, ritul Kabinet Dwikora, dan Turunkan harga-harga.”
Begitu pula 21
tahun yang lalu. Mahasiswa turun ke jalan menyuarakan kehendak rakyat higgga
berakhirlah rezim Orde Baru dan terlahirlah era reformasi hingga saat ini.
Memperhatikan
kekritisan mahasiwa pada masa lalu dan membandingkannya dengan mahasiswa
sekarang, Adi Prayitno yang merupakan Pengamat Politik dan Peneliti Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, menyampaikan bahwa mahasiswa Indonesia
saat ini dinilai kurang kritis.
"Lima tahun
ini nyaris tak ada gerakan mahasiswa kritis yang bisa memberikan check and
balances bagi penguasa. Entah pada kemana mahasiswa pewaris sejarah
itu?," kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/5).
Menurutnya, saat
ini banyak kebijakan yang merugikan rakyat seperti impor beras,
kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listri (TDL) yang berulang, kebebabasan
berekspresi, serta massifnya praktik money politik yang makin vulgar. Akan
tetapi, mahasiswa kini nyaris tak terdengar daya krititisnya, suara mereka
tenggelam oleh gemuruh emak-emak yang kerap protes terhadap kebijakan tak
populis.
0 comments:
Post a Comment