Berbelasungkawa
dan turut prihatin atas gugurnya para pejuang yang tergabung dalam Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menjadi simpati dan empati kita
bersama termasuk Prabowo Subianto.
Tercatat sebanyak
382 petugas KPPS telah gugur demi menjalankan
tugas mereka. Jika diperhatikan, tragedi memilukan inj mengingatkan kita pada
kerja paksa era Pemerintahan Kolonial Belanda atau Jepang dulu. Waktu itu pribumi dipaksa bekerja siang—malam hingga
kelelahan, kehausan, kelaparan sehingga kekurangan gizi dan daya tahan tubuh
mereka melemah, akhirnya jatuh sakit dan banyak yang wafat.
Tapi, apakah
perlakuan buruk itu juga dialami Petugas KPPS di era sekarang? Ini adalah perntayaan yang
sangat serius.
Berkaitan
dengan kondisi di lapangan seperti itu, selain berbelasungkawa dan prihatin,
Prabowo Subianto merasa heran dan bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Sebab, dilihat dari jejak sejarah, selama Indonesia
menyelenggarakan pemilu, baru kali inilah ratusan petugas KPPS berguguran
pascapencoblosan.
Bahkan, menurut
para dokter kejadian meninggal ini kurang masuk akal.
Itulah sebabnya,
dirinya berharap nanti akan terungkap apa yang terjadi sebenarnya berkaitan
dengan gugurnya ratusan petugas KPPS ini.
0 comments:
Post a Comment