Republik Rakyat China (RRC) ketahuan oleh pihak Twitter dan Facebook menggunakan platform mereka dalam menggencarkan kampanye untuk melawan aksi protes besar-besaran para demonstran di Hong Kong.
Dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (20/8/2019) setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, pihak Facebook lantas menghapus satu jaringan laman, grup, dan akun yang berbasis di China karena terlibat "kebiasaan terkoordinasi yang tak biasa" dan berfokus pada isu Hong Kong
Begitu pula terlansir di laman yang sama bahwa Kepala Kebijakan Keamanan Siber Twitter, Nathaniel Gleicher, kemudian menjabarkan pihaknya menghapus tujuh laman, tiga grup, dan lima akun yang berbasis di China.
Dalam kesempatan itu, Gleicher menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut (baca: pihak dari RRC) melancarkan kampanye menggunakan "taktik tipuan" termasuk akun media berita palsu guna menyebarkan konten yang menggiring opini publik.
Gleicher juga mengatakan, "Meski orang-orang di balik aktivitas ini menutupi identitas mereka, penyelidikan kami menemukan kaitan individu-individu dengan pemerintah China."
0 comments:
Post a Comment