Gempa telah melanda Banten dengan kekuatan magnitudo 6,9 pada pukul 19.03, Jumat (2/8/2019) dan berpotensi tsunami.
Banyak warga yang mengungsi. Bahkan, warga Jakarta sempat dibuat panik oleh gempa ini. Begitu pula dengan warga Baduy di pedalaman sempat merasakan gempa dengan koordinat berada di 7,54 LS dan 104,58 B tersebut.
BNPB sendiri menyebutkan ada 200 bangunan yang rusak akibat gempa kemarin itu. Meskipun demikian, ada yang menarik perhatian, yakni rumah orang Baduy yang tidak mengalami kerusakan, satu pun juga. Nah, apa rahasianya?
Kepala Desa Adat Baduy, Jaro Saija, seperti terlansir Detikcom, Sabtu (3/8/2019) mengatakan teknik pembangunan rumah yang digunakan dibuat tidak kaku. Untuk Baduy Dalam, rumah dibuat tanpa menggunakan paku.
Ia menegaskan bahwa aturan tersebut baku dan harus dilaksanakan warganya. Dirinya juga menjelaskan, bahan yang digunakan seringan mungkin. Tujuannya agar tidak menimbulkan korban jiwa jika suatu saat ambrol. Kalau di sini ada rotannya yang membuat bangunan lentur.
Di samping itu, kepala desa ini menambahkan penjelasannya tentang jarak dan lokasi pendirian rumah, yakni tiap warga yang akan membuat rumah diatur masing-masing jarak dan lokasinya. Termasuk larangan membuat rumah di bantaran sungai sebagai upaya pelestarian.
Sekadar untuk diketahui, dalam sejarahnya, belum pernah ada rumah di Baduy yang ambruk akibat gempa.
0 comments:
Post a Comment