Keran impor dewasa ini begitu sering dibuka. Produksi luar negeri pun ibarat banjir yang menggenangi tanah Indonesia.
Dan, keran itu akan dibuka kembali. Kali ini yang akan keluar dari mulut keran adalah jagung.
Lalu bagaimana nasib petani jagung Indonesia?
Terlansir Law-Justice, Jumat (23/8/2019), menanggapi hal ini, Dewan Jagung Nasional (DJN) menolak rencana pemerintah tersebut.
Disebutkan dalam laman tersebut bahwa Sekretaris Jenderal DJN--Maxdeyul Sola--menilai, dibukanya keran impor (jagung) bakal mematikan pendapatan petani lokal.
Masih dari sumber yang sama, Sola juga membantah pernyataan sejumlah pihak termasuk Kemendag bahwa stok jagung nasional minim. Misalnya, kata dia, stok jagung dari seluruh pabrik secara nasional berada dalam kondisi stabil jika dibandingkan dengan kondisi dua tahun lalu.
Ia menjelaskan, “Sekarang stok di pabrik-pabrik besar saja secara menyeluruh lho ya, itu sudah 3 juta ton. Ini cukup sampai tiga bulan ke depan, karena kebutuhan kalau dirata-rata per bulan hanya 700 ribu ton."
Itulah sebabnya, ia menilai, kebijakan impor jagung saat ini kurang tepat sebab sejumlah pabrik jagung pun sudah mulai menutup pintu suplai.
0 comments:
Post a Comment