Kayu dilawan dengan kayu. Buku dilawan dengan buku. Begitulah yang sering kita dengar jika berbicara tentang keadilan. Kedua belah pihak sama-sama imbang.
Akan tetapi, prinsip itu tidak berlaku saat demonstran sipil berhadapan dengan aparat kepolisian di Indonesia. Kali ini korbannya adalah mahasiswa. Seperti kita ketahui bersama bahwa mahasiswa tidak dibekali jurus-jurus beladiri dan persenjataan perang.
Tentu saja mereka akan kalah telak jika berhadapan dengan aparat bersenjata canggih dan lengkap. Dan, hari ini salah seorang dari mahasiswa itu pun gugur diterjang peluru.
Seperti terlansir RMOL, Kamis, (26/9/2019), Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tewas tertembak saat menggelar aksi menolak sejumlah RUU bermasalah di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kendari, Kamis (26/9).
Mendiang yang bernama Randi itu tertembak tepat di dada sebelah kanan. Peluru tersebut masuk sedalam empat senti.
Masih dari sumber yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM--Najih Prastiyo--mengatakan, "Tindakan ini tidak dibenarkan. Kecuali mahasiswa juga membawa senjata,”
Ia menambahkan, “Shalat gaib akan digelar di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya."
0 comments:
Post a Comment