Mulutnya harimaumu. Lidah lebih tajam dan daripada pedang. Agaknya ungkapkan-ungkapan semacam itulah yang idealnya diperhatikan oleh seorang pemimpin negara.
Akhir-akhir ini, Jokowi dengan perkataannya telah menyinggung perasaan petani garam Madura dan juga PWNU Jawa Timur.
Nah, apa sih sebenarnya yang dikatakan Jokowi sehingga seperti itu?
Mengutip Laman VIVA, ternyata, para petani garam Madura protes pada Jokowi, gara-gara Jokowi menyebut kualitas garam Madura kurang dibanding produksi Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu 21 Agustus 2019.
Saat meninjau lokasi tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, tersebut, Jokowi mengatakan, "Saya ditunjukkan beberapa garam yang diambil dari luar, Madura, Surabaya, dan Australia dibandingkan di sini (Kupang). Hasilnya di sini (Kupang) lebih bagus, lebih putih, dan bisa masuk garam industri."
Perbandingan itu pula yang menyulut PWNU Jatim. "Kami mewakili masyarakat tambak garam tersinggung," kata Ketua Badan Kemaritiman NU Jatim, Mahmud Mustain, di kantor NU Jatim Jalan Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 4 September 2019.
0 comments:
Post a Comment