Ibarat di medan peperangan, Joko Widodo adalah sang pemenang. Sedang Prabowo Subianto merupakan pihak yang berhasil ditumbangkan dan dikuasai. Setidaknya itulah realitas sederhana yang dapat dilihat oleh banyak mata.
Ya, secara empiris, sejak prapilpres hingga pascapilpres lalu, memang begitu adanya.
Sebagai pihak yang kalah dalam "perang total" (versi kubu pemenang), rupanya Prabowo memiliki jiwa yang besar. Ia mau menerima kekalahan sampai titik puncak perjuangan, yakni di Mahkamah Konstitusi. Tidak ada demo, tidak ada peperangan berdarah. Dirinya menerima dengan legawa bahwa ia telah kalah di tangan Joko Widodo (Jokowi).
Melihat sikap positif yang ditunjukkannya itulah, pihak sang pemenang merasa perlu merangkulnya. Lalu memperlakukan Prabowo dengan baik.
Benar saja, Jokowi menawarkan sebuah kursi menteri kepada Prabowo. Sungguh jabatan luar biasa yang didambakan banyak orang di negeri ini. Terutama para elit politik.
Tak pelak lagi, Prabowo Subianto pun dengan senang hati menerimanya. Dirinya terlihat begitu gembira. Sangat bahagia. Tak ada rona kesedihan di wajahnya yang sudah tak muda lagi itu.
Hari pun berganti. Pelantikan para menteri termasuk dirinya pun berlangsung hikmat. Prabowo sah menjadi Menteri Pertahanan yang bersumpah setia membantu atasannya, yakni Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan menjalankan roda pemerintahan yang baru. Pemerintah Era Jokowi jilid II.
Nah, dengan kata lain, jika Prabowo Subianto dapat melaksanakan tugasnya itu dengan baik, maka secara otomatis visi dan misi Pemerintahan Jokowi pun sukses besar. Dan sudah barang tentu, Presiden Joko Widodo akan semakin jaya dalam karier politiknya.
Kemudian, bagaimana dengan pendukung Prabowo Subianto? Di lapangan banyak pendukungnya berharap bahwa ia (baca: Prabowo Subianto) dapat semaksimal mungkin menjalankan tugasnya tersebut. Jika demikian adanya, berarti mereka sebenarnya mendukung penuh Pemerintah Joko Widodo agar Indonesia dapat meroket menuju kemajuan.
Lalu, bagaimana dengan pihak oposisi seperti yang didengungkan Rocky Gerung terhadap Prabowo secara khusus dan dan Pemerintahan Jokowi secara umum?
Hal terakhir di atas mungkin akan terjawab seiring perjalanan Bangsa Indonesia ini sendiri. Masih setia menjadi oposisi? Atau entah bagaimana kelanjutannya?
0 comments:
Post a Comment