Terlepas dari sebutan "Ma" di atas, pernahkah Anda ditanya semacam itu?
Saya punya cerita singkat tentang hal tersebut. Ya, mengenali keluarga sendiri.
Pagi hari, entah kapan saya lupa, seorang anak remaja putri bertandang ke rumah pria paruh baya yang merupakan sepupu ayahnya. Niatnya untuk mengatarkan sesuatu. Sesampainya di sana, ia ditanya pria itu, "Kamu siapa, Nak?"
Ia pun menjawab apa adanya. Setelah pulang, remaja putri ini menceritakan pertanyaan sepupu ayahnya tadi. Selang beberapa waktu, diadakanlah arisan keluarga dengan tujuan agar adanya saling mengenal dalam keluarga besar mereka.
Ada lagi cara lain dengan tujuan yang sama, seperti membuat silsilah keluarga, lalu ditempelkan di dinding rumah masing-masing. Tentu saja silsilah tersebut disertai dengan foto sesuai nama orang yang bersangkutan.
Cara-cara di atas dan yang lainnya di luar sana, sangatlah ideal dilakukan. Hal ini mengingat hubungan keluarga sangatlah penting.
Kadang, kehidupan kita memang lebih banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarga. Bahkan, ikatan emosional sering lebih terasa kuat dengan tetangga dan teman akrab daripada keluarga sendiri. Meskipun demikian, keluarga tetaplah keluarga, janganlah dilupakan.
Ada nenek, kakek, paman, tante, dan lainnya. Maka, saling kenal-mengenallah.
0 comments:
Post a Comment