Ada seorang pemilik tangga kayu yang begitu kesal. Betapa tidak? Awalnya tangga miliknya itu dipinjam oleh seseorang. Sehari, dua hari, hingga satu bulan tangga tersebut tak kunjung dikembalikan kepadanya.
Nah, suatu hari yang lain, dirinya sedang memerlukan tangga untuk sebuah keperluan yang sangat penting. Parahnya, saat ia mendatangi rumah si peminjam tadi, ternyata tangga miliknya sudah tidak ada di sana. Waw!
Ya, si peminjam telah meminjamkannya ke orang lain. Lalu, ia ditemani si peminjam pertama mendatangi peminjam kedua. Dan, orang yang didatangi ini pun telah meminjamkannya kepada orang yang lainnya lagi. Luar biasa!
Mengetahui hal tersebut, darahnya seketika langsung naik ke ubun-ubun. Ia sangat kesal saat itu. Suaranya meninggi. Wajahnya pun merah padam.
Cerita di atas benar-benar pernah terjadi. Di dunia ini, memang banyak orang kesusahan mendapatkan kembali sesuatu yang ia pinjamkan, baik uang, maupun barang kepada orang lain, entah saudaranya, atau sekadar kenalannya di dunia maya.
Tak jarang, orang yang meminjamkan malah seolah-olah menjadi pengemis agar haknya bisa kembali. Bahkan, ada yang berujung kematian karena dibunuh oleh si peminjam yang begitu kejam dan sadis.
Padahal, meminjam tidaklah sama dengan memetik sekuntum bunga. Memetik, berarti melepaskan bunga dari tangkai tanamannya.
Si pemetik tidak mengembalikan atau menyambung kembali antara bunga dan tangkainya. Kalau sudah dipetik, ya cukup dinikmati keindahan atau keharumannya. Jika sudah layu, bisa dijadikan bahan pembuatan pupuk organik.
Sementara peminjam wajib mengembalikan yang ia pinjam kepada pemiliknya. Sebutlah uang, ya harus dikembalikan sesuai jumlah yang dipinjam.
Begitu pula dengan barang seperti tangga kayu pada cerita di atas, harus dikembalikan dan peminjam tidak mempunyai hak meminjamkannya kepada orang lain.
Agaknya, perbedaan keduanya sudah jelas sekarang. Malam pun kian meninggi. Kini, saatnya menikmati hidup dalam lelapnya tidur yang nyenyak. Selamat beristirahat!
0 comments:
Post a Comment