Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adab diartikan sebagai akhlak.
Akan tetapi, akhlak itu sendiri secara garis besar terbagi dua, ada akhlak yang baik dan juga buruk. Sementara dalam kehidupan sehari-hari kata "adab" mengarah kepada hal yang baik-baik saja.
Bisa dikatakan orang beradab adalah orang yang menerapkan akhlak yang baik atau mulia. Sebutlah menghormati orang tua dan menolong orang lain yang sedang kesusahan.
Dengan demikian, agaknya pengertian dalam kamus di atas sifatnya masih sangat umum. Itulah sebabnya, perlu ditarik permaknaan--secara bahasa--yang lebih khusus bahwa adab ialah menerapkan akhlak yang baik atau mulia. Secara nyata, meliputi perkataan dan perbuatan yang bersumber dari hati terpuji.
Pertanyaannya, bagaimana seseorang bisa mengetahui perkataan dan perbuatannya baik atau malah sebaliknya?
Misalnya ada seorang batita yang tidak sengaja lepas dari pengawasan orang tuanya begitu saja masuk ke rumah tetangganya tanpa permisi. Kira-kira apakah ia tahu bahwa perbuatannya itu tidak baik? Tampaknya ia belum mengetahuinya.
Lalu bagaimana ia dapat mengetahuinya?
Tentu saja pendidikan dari orang tuanyalah yang membuatnya tahu mana baik dan buruk. Dari sini, dapatlah kita pahami bahwa sesungguhnya sebelum seseorang itu beradab, terlebih dahulu ia harus mendapatkan ilmu akhlak. Atau katakanlah dengan ilmu tersebut seseorang akan mengetahui mana akhlak baik yang ia diterapkan dan mana akhlak buruk harus ia jauhi.
Konon, ilmu apa pun, termasuk yang berkaitan dengan akhlak ini diibaratkan sebagai bibit unggul. Jika bibit tidak ditanam, maka tidak dapat pula berakar dan tumbuh menjadi tanaman.
Begitu pulah ilmu akhlak harus diterapkan sehingga menjadilah kita sebagai manusia yang beradab dalam hidup dan kehidupan ini.
Pertanyaan berikutnya, sudahkah ilmu akhlak diutamakan dalam dunia pendidikan kita?
Silakan direnungkan.
0 comments:
Post a Comment