Entah ada apa gerangan setelah kejadian-kejadian besar, seperti kasus korupsi Jiwasraya, pencurian ikan di Laut Natuna, dan kasus suap yang melibatkan Komisioner KPU, bermunculan kerajaan-kerajaan baru.
Sebutlah Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Bandung. Sementara yang memang sudah ada sebelumnya, tapi baru viral semisal Keraton Djipang di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora dan Kesultanan Selaco di Tasikmalaya.
Agaknya, kerajaan-kerajaan yang demikian itu menyaingi Kerajaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang sudah ada sejak dulu.
Kerajaan yang mengandung tiga kejahatan ini menyebakan orang hebat sekalipun susah untuk menghancurkannya.
Mulai dari tingkat bawah hingga atas korupsi, semisal di Jiwasraya terus-menerus ada. Begitu pula kolusi. Kerjasama jahat dalam wujud suap antara Komisioner KPU--Wahyu Setiawan--dan kader PDIP--Harun Masiku--hanyakah satu di antara banyaknya kasus kolusi di dunia.
Nepotisme? Apalagi. Ini sudah berurat akar sejak dulu.
Lalu, jika ditanya hebat mana antara
Kerajaan KKN versus Keraton Agung Sejagat, apa jawabannya?
Secara jujur, saya menduga lebih hebat Kerajaan KKN daripada Keraton Agung Sejagat.
Nah, karena itulah, lebih baik pula kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia fokuslah pada penghancuran Kerajaan KKN daripada sibuk dengan kerajaan-kerajaan yang baru viral belakangan ini.
Usut tuntas kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri! Ungkap secara luas kasus suap yang melibatkan Komisioner KPU Pusat dan kader PDIP! Pertahankan kedaulatan NKRI di Laut Natuna dari ambisi Republik Rakyat China! Dan, hindarkan politik dinasti dan praktik nepotisme lainnya!
0 comments:
Post a Comment