Sumber The Guardian |
Entah mengapa hampir setiap waktu muslim menjadi target penyerangan di banyak negara. Salah satunya India yang mayoritas beragama Hindu.
Mengutip The Guardian, Rabu (26 Feb 2020, 09.45 GMT) korban tewas akibat kekerasan agama "terburuk" di Delhi dalam beberapa dasawarsa telah meningkat menjadi 21 jiwa, yakni ketika muslim melarikan diri dari rumah mereka dan beberapa masjid di ibukota hancur setelah diserang oleh gerombolan Hindu.
Kronologi bentrokan maut antara kelompok Hindu dan muslim ini dimulai pada hari Minggu (23/2). Kemudian pada hari Selasa sore, gerombolan massa Hindu yang beranggotakan sekitar 500 pemuda turun ke sebuah masjid di Ashok Nagar, mendobrak pintu dan memanjat menara untuk mengibarkan bendera Safron, bendera resmi agama Hindu. Lalu mereka membakar masjid. Malam harinya, masjid lain yang lebih kecil dan toko-toko muslim di pasar lokal juga dibakar mereka (kelompok Hindu). Dan, tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda mereda pada hari ketiga berturut-turut, dengan laporan penjarahan dini hari di beberapa rumah muslim yang telah ditinggalkan karena ketakutan.
Sementara kekerasan di Delhi ini dipicu setelah Kapil Mishra, pemimpin dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, menghasut gerombolan Hindu untuk secara kasar menyingkirkan sekelompok Muslim yang memblokir jalan di Delhi barat laut sebagai protes terhadap tindakan kewarganegaraan.
Ya, Pemerintah Modi telah mengeluarkan undang-undang amandemen kewarganegaraan baru (kontroversial), yang memberikan kewarganegaraan bagi para pengungsi dari setiap agama utama Asia Selatan kecuali Muslim, pada bulan Desember.
Tak pelak lagi, undang-undang itu memicu reaksi nasional atas kekhawatiran bahwa undang-undang itu diskriminatif terhadap umat Islam dan akan merusak fondasi sekuler India dengan menjadikan agama sebagai dasar kewarganegaraan, dan demonstrasi terus berlanjut di seluruh India selama tiga bulan terakhir.
Masih dari sumber yang sama, lebih daripada 200 orang dirawat di rumah sakit karena cedera yang berkisar dari luka tembak, luka bakar asam, penusukan dan luka karena pemukulan, dan pelemparan batu. Beberapa dari mereka (muslim) meninggal karena melompat dari gedung-gedung tinggi untuk menghindari serangan gerombolan Hindu tersebut.
Kepada Guardian, seorang muslim setempat yang tidak ingin namanya disebut, mengatakan, “Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa. Dalam 35 tahun saya belum pernah melihat situasi seperti ini, umat Hindu dan Muslim selalu hidup damai di sini. Kami semua merayakan Idul Fitri dan Diwali bersama. Wanita Hindu sering datang ke masjid bersama anak-anak mereka, jadi ini bukan hanya bangunan untuk umat Islam tetapi untuk seluruh masyarakat. Tapi kedamaian apa pun yang kita miliki sekarang hilang.”
Meskipun demikian, beberapa umat Hindu setempat berpatroli di daerah itu untuk melindungi masjid dan menawarkan kepada keluarga muslim untuk melindungi mereka dari serangan kelompok Hindu lainnya.
Sedang Perdana Menteri Narendra Modi akhirnya memohon “perdamaian dan persaudaraan”. Katanya, "Polisi dan agen-agen lain sedang bekerja di lapangan untuk memastikan perdamaian dan keadaan normal."
0 comments:
Post a Comment