Sumber The Straits Times |
Saling membantu sebenarnya sangat dibutuhkan dunia saat COVID-19 menjadi pandemi dan menyerang banyak orang. Bahkan, virus ini menggugah rasa kemanusiaan antarnegara.
Meski demikian, tidak semua negara menerima bantuan dari negara lain dalam penanganan virus yang pertama muncul di Wuhan, Hubei, China daratan ini. Seperti terlansir Aljazeera, Rabu (25/3/2020), Iran menolak bantuan "asing" di lapangan untuk menangani pandemi coronavirus (COVID-19) setelah ada tawaran dari badan amal medis yang berpusat di Prancis. Padahal, jumlah korban tewas di Iran dari penularan virus itu sudah mendekati 2.000 jiwa.
Iran memiliki angka kematian resmi kelima tertinggi dari COVID-19 setelah Italia, Cina, AS, dan Spanyol. Akan tetapi, tidak seperti negara-negara itu, Iran belum memberlakukan kuncian (lockdown) pada warganya.
Lalu apa alasan Iran menolak bantuan asing tersebut?
Republik Islam Iran menuduh badan amal medis Perancis, Medecins Sans Frontieres (MSF) akan bertindak sebagai 'mata-mata' jika ditempatkan di tanah di Iran.
"Karena mobilisasi nasional Iran terhadap virus dan penggunaan penuh dari kapasitas medis angkatan bersenjata, maka sekarang tidak perlu tempat tidur rumah sakit diatur oleh pasukan asing, dan kehadiran mereka dikesampingkan," Alireza Vahabzadeh, penasihat menteri kesehatan Iran, mengatakan pada hari Selasa yang dikutip Aljazeera.
Terkait hal ini, MSF mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya berencana untuk mengirimkan tim dan peralatan beranggotakan sembilan orang untuk mendirikan sebuah rumah sakit dengan 50 tempat tidur, membangkitkan perlawanan dari kalangan ultra-konservatif di Republik Islam Iran yang menuduh staf MSF akan bertindak sebagai "mata-mata".
Mengutip media tersebut, MSF mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya tidak memahami keputusan oleh otoritas Iran untuk membatalkan misi yang telah diatur sebelumnya untuk mendirikan fasilitas untuk memerangi virus corona di Isfahan.
"Kami terkejut mengetahui bahwa penyebaran kesatuan perawatan kami dibatalkan," Michel-Olivier Lacharite, yang bertanggung jawab atas tim tanggap krisis Medecins Sans Frontieres, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan kelompok itu telah diberikan persetujuan sebelumnya dan siap untuk menyiapkan unit 50-tempat tidur pada akhir minggu. Dia mengatakan mereka masih siap untuk ditempatkan di Iran atau di tempat lain di kawasan itu.
Sekadar informasi tambahan, dikutip dari Laman MSF bahwa Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas (MSF) adalah organisasi kemanusiaan medis internasional independen yang memberikan bantuan darurat kepada masyarakat korban konflik bersenjata, epidemi, bencana alam dan masyarakat yang tidak mendapatkan layanan kesehatan.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mendesak Iran untuk mengikuti instruksi negara "sehingga Tuhan Yang Mahakuasa akan mengakhiri bencana ini untuk rakyat Iran, untuk semua negara muslim dan untuk seluruh umat manusia.
0 comments:
Post a Comment