Tansparansi dalam penanganan pandemi COVID-19 sangat dibutuhkan saat ini.
Terkait hal itu, para Pemimpin G7 menyerukan reformasi di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Seperti terlansir Anadolu Agency, Jumat (17/4/2020) mereka mengkritik kurangnya transparansi dalam penanganan pandemi COVID-19.
Seruan itu disampaikan dalam telewicara para Pemimpin G7 yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih pada Kamis (kemarin).
"Para pemimpin mendiskusikan masalah transparansi dan kesalahan pengelolaan pandemi oleh WHO. Mereka menyerukan peninjauan menyeluruh dan reformasi," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dikutip media itu.
Pertemuan itu digelar beberapa hari setelah Trump menghentikan pendanaan untuk badan kesehatan itu.
Dia juga menuding WHO "China-sentris" dan gagal membagikan informasi secara tepat waktu kepada dunia.
"Seandainya WHO melakukan tugasnya dengan membawa ahli medis ke China untuk menilai situasi di sana secara objektif, maka angka kematian tidak akan sebanyak ini," tukas presiden AS.
Mengutip sumber tersebut, AS memberikan USD400 hingga 500 juta kepada WHO setiap tahunnya.
"Para pemimpin G7 berkomitmen mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk memastikan respons global yang kuat dan terkoordinasi terhadap krisis kesehatan ini, serta mewujudkan pemulihan yang kuat dan berkelanjutan," kata Gedung Putih.
Anggota G7 adalah AS, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang.
Secara global, lebih dari 2,1 juta orang terinfeksi virus korona dan lebih dari 140.000 orang meninggal dunia. Untuk menekan penyebaran COVID-19, diperlukan keterbukaan secara penuh.
0 comments:
Post a Comment