Secara umum, pemakzulan presiden memerlukan semua itu. Dan, hal tersebut tidaklah mudah. Memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang keras.
Agaknya itulah inti yang disampaikan Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis) Dian Permata/Net terkait desas-desus pemakzulan Jokowi.
Seperti terlansir RMOL, Minggu (7/6/2020), Dian menyampaikan bahwa pemakzulan tersebut sangat berat dilakukan lantaran membutuhkan jalan yang panjang dan berliku. Termasuk butuh banyak kesabaran, ketelatenan mencari celah, dan kompromi politik.
“Itu harus melalui kompromi, deal-deal politik, hingga lobby-lobby politik di jalur parlemen," kata Dian. Sehingga sambung Dian, kudeta terhadap pemerintahan Jokowi sulit dilakukan, apalagi dilakukan di tengah pandemik Covid-19 ini.
Ini mengingat kehadiran anggota DPR dalam sidang-sidang yang masih minim, adanya aturan jarak physical distancing di ruang parlemen, dan persoala lain yang membuat mereka sulit untuk bertemu.
“Meskipun untuk membahas tersebut dapat difasilitasi menggunakan teknologi, namun tetap saja mereka harus tatap muka," pungkas Dian.
Sementara itu, masih dari sumber yang sama, Dian juga menjelaskan pemakzulan bisa dilakukan lewat jalur konstitusi, yakni jika pemerintah kehilangan kepercayaan dari rakyat. Termasuk kesabaran masyarakat terhadap rezim tertentu dalam mengelola tata negara.
“Bisa politik, ekonomi, hukum, dan lainnya. Ini tidak diharamkan. Jika (pemaksulan) diharamkan, maka klausul tersebut harus dicabut," tambah Dian.
0 comments:
Post a Comment