Sumber Taiwan News |
Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina (Cina) masih terlibat perang dingin.
Ketika kekuatan Cina dinilai melebihi Uni Soviet, AS malah terkesan ditinggalkan sekutu-sekutunya. Bahkan, pengaruh Cina kian membesar di AS terutama dalam hal dukungan politik mereka kepada Partai Demokrat Amerika Serikat. Itulah sebabnya, ada dugaan jika Trump dari Partai Republik kalah, besar kemungkinannya Cina dapat berkuasa di Negeri Paman Sam melalui Presiden AS dari Partai Demokrat terpilih.
Tapi, itu hanya dugaan. Yang jelas, Cina agaknya sedang menerapkan salah satu poin filsafat militer Sun Tzu, yakni seni perang tertinggi adalah menaklukkan musuh tanpa berperang. Salah satunya seperti yang sedang mereka jalankan, yaitu melalui jalur keuangan.
Meskipun demikian, AS masih terlihat garang hingga saat ini. Misalnya seperti yang terlansir Taiwan News, Kamis (25/6/2020) dengan setidaknya empat pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan melalui Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina.
Dalam laporan CNA yang dikutip Taiwan News, pengguna Twitter Golf 9 mengatakan bahwa pesawat pengintai elektronik RC-135U AS lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Kadena di Okinawa, Jepang, untuk terbang ke timur dan selatan Taiwan ke arah Laut Cina Selatan,
Para ahli pertahanan berpendapat bahwa kegiatan AS baru-baru ini dimaksudkan untuk mengamati pergerakan kapal selam nuklir strategis Cina.
Pendapat mereka itu sejalan dengan yang dilihat oleh pihak Inisiatif Penyelidikan Laut Cina Selatan dari Universitas Beijing, yakni tiga pesawat AS mengambil rute yang kira-kira sama di selatan Taiwan, termasuk RC-135U lainnya, pesawat anti-kapal selam Angkatan Laut P-8A Poseidon P-8A AS, dan pesawat angkut C-17A Globemaster.
Sementara Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan tidak mau mengomentari pergerakan udara hari Kamis ini, dengan mengatakan sedang memantau wilayah udara dan laut di sekitar Taiwan dan bahwa tidak ada alasan untuk kegelisahan atas perkembangan terakhir.
0 comments:
Post a Comment