Ilustrasi - Pixabay |
Zaman era Soeharto, dunia pertanian dianakemaskan. Mulai dari wilayah pedesaan hingga nasional melalui siaran di TVRI, pertanian digalakkan. Ada sebuah kalimat yang sangat terkenal saat itu, "Indonesia sangat subur." Tidak salah seperti itu, sebab kayu diletakkan di tanah saja, tumbuh menjadi ubi yang lezat.
Lantas bagaimana dengan saat ini?
Pertanian tentu kian modern. Bukan hanya dengan media tanam berupa tanah, hidroponik kini kian dikenal secara luas di masyarakat.
Pertanyaannya, apakah hal itu telah diimbangi dengan promosi dan distribusi yang ideal?
Agaknya, Indonesia perlu juga melihat negara lain semisal Turki yang kian maju dalam dunia ini. Dikabarkan Anadolu Agency, Selasa (7/7/2020) Turki mengekspor benih pertanian ke 80 negara senilai USD186 juta.
Ketua Persatuan Produsen Benih Pertanian Turki (TSUAB), Ahmet Yilmaz, mengatakan kepada koresponden Anadolu Agency bahwa sektor produksi benih di Turki mulai bangkit setelah kontribusi swasta pada 1980-an.
Yilmaz mengungkapkan produksi benih bersertifikat di Turki telah meningkat 3,5 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Ia juga mengatakan, "Kami telah meningkatkan jumlah ekspor kami 8 kali lipat dalam 15 tahun terakhir."
"Kami memiliki target jadi sektor yang dapat mengekspor USD500 juta dan negara yang berada di peringkat lima besar di dunia," ungkap Yilmaz.
Mengutip media itu, Yilmaz menekankan Turki adalah negara yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri untuk semua benih spesies tanaman di saat semua negara di dunia menutup perbatasannya karena pandemi Covid-19.
Kembali ke Indonesia, kita berharap dunia pertanian semakin maju di negeri ini. Hasil tani mencukupi kebutuhan lokal, bahkan dapat diekspor ke banyak negara seperti yang telah dicapai Turki saat ini. Dengan begitu, kehidupan para petani pun kian sejahtera.
0 comments:
Post a Comment