Penggunaan Thermogun - Pixabay |
Seiring mewabahnya virus Corona asal Cina (Covid-19) hingga menjadi pandemi global, alat ukur suhu tubuh tembak atau thermogun pun naik daun. Dari anak-anak hingga orang tua sudah tidak asing dengan alat itu. Setidaknya pernah melihat atau mendengar.
Dan belakangan, ada informasi bahwa alat ukur suhu tubuh tembak (thermogun) ini memiliki dampak samping terhadap jaringan otak. Pertanyaannya, benarkah demikian?
Menjawab isu tersebut, seperti terlansir Persyarikatan Muhammadiyah, dokter spesialis syaraf RS PKU Yogyakarta, Zamroni, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan berlebihan.
“Allah menciptakan otak di dalam lapisan yang memiliki banyak lapisan, alangkah lengkapnya proteksi yang ada di situ. Dari segi anatomis (kepala manusia), alat ini masih cukup aman untuk digunakan,” jelas Zamroni dalam Healthy Corner yang disiarkan secara live melalui youtube Muhammadiyah Channel, Selasa (28/7) yang dikutip media itu.
Selain itu, Zamroni menilai informasi tersebut berlebihan sebab semua alat detector selain thermogun yang digunakan di bandara, hotel, dan lainnya juga memakai infrared.
“Thermogun sudah lama dipakai untuk anak kecil. Dulu (sebelum pakai termo tempel di tempat yang banyak pembuluh darah seperti anus, ketiak, bawah lidah. Tapi kan tidak mungkin mengukur di tiga area itu,” imbuhnya.
Sementara ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Semarang, Didi Sumanto, menilai berkembangnya disinformasi mengenai isu bahaya thermogun tidak lepas dari kesehatan mental masyarakat.
Mengutip sumber yang sama, Didi menghimbau agar masyarakat tidak takut secara berlebihan sepanjang mentaati dan menjalankan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh para ahli terkait pandemic Covid-19.
0 comments:
Post a Comment