USS Nimitz bersama INS Vikramaditya - Akun Twitter Frontal Assault |
Sebagian orang menyebut Laut Cina Selatan dengan nama Laut Asia Tenggara. Hal itu bukan sebuah kesalahan mengingat perairan luas ini memang bersentuhan langsung dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dan, di situ pulalah terjadi persengketaan antara Cina daratan dan banyak negara tersebut.
Bahkan, setelah pertempuran kecil yang mematikan melawan Cina di Ladakh, India melakukan latihan militer di Laut Asia Tenggara. Bulan lalu negeri yang terkenal dengan tariannya itu menggelar latihan militer gabungan bersama Jepang di dekat Selat Malaka. Belakangan, mereka pun kembali unjuk kekuatan bersama negeri Paman Sam di perairan yang sama.
Kapal perang Angkatan Laut India bergabung dengan USS Nimitz, kapal perang Amerika terbesar, untuk melakukan The PASSEX (latihan yang lewat) di antara kedua angkatan laut.
India juga berencana menggandeng Australia dalam latihan serupa pada waktu yang belum diputuskan. Tentu saja latihan-latihan tersebut bukan tanpa maksud. Sangat terlihat jelas bahwa mereka semua secara nonverbal sedang mengatakan bahwa Cina adalah musuh bersama dan wajib untuk dilawan agar dunia aman dan terkendali
Seperti yang sudah diketahui publik, semenjak dipimpin Xi Jinping, Republik Rakyat Cina memang sangat berambisi untuk mendapatkan hegemoni internasional. Banyak orang mengatakan Presiden Xi layaknya Mao Zedong yang akan membawa Cina ke arah kemajuan dalam lompatan jauh ke depan.
Perkataan itu bukan isapan jempol belaka. Bukan hanya omong kosong. Terbukti di tangannya, Cina kian menampakkan harapan baru itu. Jika pada masa awal berdirinya Cina daratan berhasil menguasai Negara Manchukuo, Tibetan, Mongolia Dalam, dan Turkistan Timur, kini Cina menjelma raksasa Asia terbesar dan menjadi saingan terberat Amerika Serikat di bidang militer dan ekonomi. Perang dagang antara Cina dan Amerika pun berlangsung dan berlanjut hingga saat ini.
Mungkin, sekilas kemajuan yang dicapai Cina merupakan angin segar bagi Asia. Akan tetapi, sebenarnya menjadi ancaman berbahaya mengingat jeratan Cina di bidang ekonomi melalui utang dapat membuat negara-negara lain di Asia tunduk kepada negeri tirai bambu itu. Kedaulatan pun bisa kandas sebagai dampaknya, meskipun negara bersangkutan memiliki kekuatan militer yang cukup kuat.
Hal itu pula yang menjadi pertimbangan bagi negara-negara maju lainnya menjadi waspada terhadap ancaman nyata Cina. Terlebih lagi, Cina daratan mulai berani blak-blakan mengklaim wilayah-wilayah yang sedang diperselisihkan, misalnya di kawasan Laut Cina Selatan atau Laut Asia Tenggara.
Jadi, jangan heran ketika India, Amerika, Jepang, dan mungkin Australia bereaksi keras semisal dalam bentuk latihan militer di kawasan tersebut.
0 comments:
Post a Comment