Sastra terkadang dianggap membosankan. Membaca puisi, misalnya, disebut--sebut sebagai sebuah aktivitas yang tidak menyenangkan. Bahkan, ada yang menghindarinya. Hal itu wajar saja terjadi mengingat puisi memang lebih susah dipahami oleh masyarakat luas daripada bacaan prosa. Terlebih, ada anggapan bahwa membaca puisi harus dengan irama yang khas dan nyaring atau dideklamasikan di atas panggung.
Yang terakhir tadi tentulah tidak benar. Membaca puisi bisa dilakukan sesuai penafsiran masing-masing. Boleh pula dengan suara yang lirih, bahkan dalam hati sekalipun.
Meski demikian, akan lebih menarik dan menyentuh hati si pembaca dan para pendengar jika dibacakan nyaring dan enak disimak. Sebutlah penyair W.S Rendra yang begitu memukau saat membacakan puisi hingga ia mendapatkan gelar si burung merak.
Lalu bagaimanakah sastra di dunia anak-anak? Sebagaimana yang kita tahu bahwa sastra sudah diperkenalkan kepada anak sejak usia dini, yakni di sekolah dasar. Lantas, apakah dengan begitu anak-anak menyukai sastra?
Jawabannya bisa ya, bisa tidak, atau bisa di antara keduanya. Ketika anak-anak menyukai sastra pun, ada yang sekadar suka, menyukai, dan sangat suka, bahkan mencinta sastra.
Nah, bagi yang tidak suka? Tentu jangan dipaksa. Minat seseorang terhadap sastra tumbuh bukan dengan paksaan, melainkan memang murni dari dalam jiwanya. Tugas guru, orang tua, dan lainnya (semisal sanggar sastra) hanya memperkenalkan dan mengajak anak-anak bersastra dengan beragam pendekatan, teknik, dan metode yang dinilai paling ideal.
Secara pribadi, saya senang jika anak-anak berminat dalam sastra. Di sekitar kediaman saya banyak anak yang hampir setiap sore bermain dengan riang gembira. Iseng saya ajak mereka bermain teater paling sederhana dengan durasi paling singkat.
Pada waktu yang lain, pernah juga saya ajak seorang dari mereka membaca puisi disertai gambaran atas apa yang dibacanya. Dan, teman-temannya lah yang menjadi gambaran tersebut.
Di bawah ini ada dua video anak-anak di sekitar kediaman saya saat bersastra dan bermain. Mereka pun menyukainya.
Video bermain teater paling sederhana dan singkat.
Video membaca puisi disertai gambaran atas isi puisi tersebut.
Tampaknya cara seperti itu dapat dilakukan sebagai langkah positif agar anak-anak menyukai dan mencintai sastra.
0 comments:
Post a Comment