Percayakah Anda bahwa bahasa dapat punah? Jika ya, sudah berapa bahasa yang sudah mengalami kepunahan?
Dua pertanyaan yang berhubungan itu memang telah terjadi. Pertanyaan berikutnya, adakah bahasa yang masih ada, tapi hampir punah?
Pertanyaan terakhir tadi, merujuk pada waktu kini. Ya, era kekinian. Maka, jawabannya juga ada. Bahasa-bahasa itu dikatakan hampir bahkan nyaris punah karena penggunanya sangat sedikit. Istilahnya nisa dihitung dengan jari. Dan, apabila para penggunanya tersebut sudah tidak ada, maka punahlah bahasa itu.
Lantas, apa yang dapat manusia lakukan untuk menyelamatkan bahasa-bahasa yang hampir dan nyaris punah?
Sebelum menjawabnya, perlu diketahui bahwa selama para penggunanya masih ada, maka bahasa yang bersangkutan pun aman dari kepunahan. Akan tetapi, sebaliknya.
Itulah sebabnya, fokus utama yang sangat perlu diperhatikan adalah mempertahankan penggunaan bahasa semacam itu tetap berlangsung dalam denyut kehidupan masyarakat.
Salah satunya bisa dengan mengadakan lomba-lomba yang mengharuskan peserta menggunakan bahasa-bahasa tersebut.
Apakah berarti para pesertanya hanya orang yang bisa berbahasa itu saja?
Belum tentu. Bisa saja orang di luar daerah pun ikut. Sebutlah lomba berpidato bahasa Dayak Bakumpai. Orang-orang Jawa bisa berpidato dengan menggunakan bahasa ini. Mungkin dihapal atau sekadar dibaca.
Kemudian, apa efek positifnya?
Kadangkala penyebab tidak digunakannya lagi bahasa yang hampir punah karena generasi penerusnya malu menggunakannya. Berdasarkan data di lapangan, rasa malu ini karena para generasi penerusnya merasa bahwa bahasa mereka kasar atau kurang indah dibandingkan bahasa lain.
Akibatnya, mereka lebih senang menggunakan bahasa lain yang juga hidup di masyarakat setempat. Nah, dengan adanya lomba bergengsi seperti tersebut di atas, diharapkan ada rasa bangga karena bahasa mereka menjadi bahasa yang digunakan dalam lomba itu.
Memang cara ini belum sepenuhnya berhasil, akan tetapi untuk kasus-kasus bahasa yang dianggap aman, dengan lomba-lomba semacam itu dapat memperkuat eksistensinya di masyarakat.
Dengan demikian, tak ada salahnya mengadakan lomba untuk menyelamatkan bahasa-bahasa yang hampir atau nyaris punah.
0 comments:
Post a Comment