Wajah boleh ganteng dan terlihat anak mami. Akan tetapi, apa yang terlihat tidak selamanya merupakan kebenaran. Ikan laut yang terlihat jelas hidup di air asin saja, daging dan darahnya amis, bukan asin.
Begitulah kiranya yang tampak dari sosok Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Dari sisi tindak tanduknya, ia begitu tidak menyukai atau membenci Islam.
“Dia (Macron) membuat tuduhan palsu terhadap Islam, yang tidak ada hubungannya dengan esensi sejati dari agama ini,” kata Akademi Riset Islam Al-Azhar dalam pernyataannya, sebagaimana terlansir Alaraby, Rabu (14/10/2020) yang dikutip Arrahmah.
Pernyataan rasis seperti itu, lanjutnya, akan mengobarkan perasaan dua miliar pengikut Muslim di seluruh dunia, dan menghalangi jalan menuju dialog yang konstruktif.
Para sarjana di lembaga Islam Sunni bergengsi Mesir, Al-Azhar, mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan menyebutnya sebagai pernyataan yang “rasis”.
Al-Azhar juga menilai pemimpin Prancis itu menyebarkan ucapan kebencian.
Masih dari sumber yang sama, pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai agama “dalam krisis” di seluruh dunia dan mengatakan Pemerintah Perancis akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.
Macron juga mengumumkan pengawasan pemerintah yang lebih ketat terhadap sekolah dan kontrol atas pendanaan masjid dari luar negeri.
Mengutip media itu, Macron juga memperingatkan terhadap pembentukan “masyarakat tandingan” yang memegang hukumnya sendiri di antara Muslim Prancis. Al-Azhar menegaskan, membuat tuduhan palsu tentang Islam atau agama lain, seperti separatisme dan isolasi” bertentangan dengan realitas sebenarnya dari apa yang diminta agama Islam.
0 comments:
Post a Comment