Judul di atas mungkin agak aneh. Apa hubungannya antara pencitraan dan keberatan?
Dunia saat ini memang terlihat susah ditebak mana yang benar. Apa yang terlihat jelas belum tentu sebuah kebenaran. Calon pejabat tertentu, misalnya, begitu aktif di lahan kemanusiaan seperti memperhatikan kondisi jalan raya di bawah terik matahari.
Ada dua kemungkinan, bisa jadi memang akhlak si calon itu memang mulia dalam hubungan antarmanusia. Bisa juga sekadar pencitraan agar mendapatkan suara terbanyak dalam pemilu.
Lalu, apakah semua itu dilakukan dengan rasa berat? Jika memang berakhlak mulia, menolong sesama adalah sebuah kesempatan yang diberikan-Nya untuknya. Akan tetapi, jika sekadar pencitraan, maka ketika yang bersangkutan gagal atau sukses sekalipun menjadi pejabat akan merasa keberatan dalam hal tolong-menolong.
Tentu saja yang ideal adalah berakhlak mulia. Menolong sesama tanpa embel-embel balas jasa dari yang ditolong. Ya, hanya mengharap ridho-Nya semata.
Di bawah ini ada video yang mengisahkan bagaimana bocah-bocah menolong sesama dengan ikhlas seperti uraian di atas.
Dikisahkan dua bocah rela mengantarkan sekantong pakaian kotor milik teman mereka. Dengan mengayuh sepeda dan didera kelelahan, akhirnya keduanya berhasil mengantarkannya sampai di tangan teman mereka.
0 comments:
Post a Comment