(Burung Syorgawi)
cintaku tak bakal luntur
walau
satu demi satu
gempa bumi
walau
satu demi satu
tsunami menjulang
menggulung menghempas
sunyi. Planet ini sudah tua
namun cintaku
tetap muda, amukan
dahsyat ini iradah-Mu jua
mauMu, kehendak-Mu
aku tak kuasa menahan Dikau!
urusan-Mu di pundak-Mu
meletuslah Karakatau
meletuslah Merapi
Anggun
tawazun
bergemerau
dari bibirku
kudekap setia
mengemilau
wabak mewabaklah
dunia ini sudah tua kekasih
di sangkar kalbuku
laguku mengungu rindu
mengungu meremangi
gurindam dendam
yang kuteguk syerbat asyik
berapa juta Kau cabut
nyawa hamba-Mu yang lunak
dengan tamparan dahsyat-Mu
asasnya
asal amsal
iktibar
Satu Huruf
Kau robek Kau sembuhkan
Kau sembuh Kau robekkan
aku piara cinta anggunku ini
di tengah kecamuk amuk baru
sudah lesap kau hisap
airmataku
kekasih, aku menatap
tembok-tembok angkuh -snobishme
roboh dan hancur
namun takkan roboh
dan hancur
Cinta Dirgahayuku ini
Kun!
Bottom of Form
Tentang Penyair
Ahmad Kamal Abdullah yang lebih dikenal dengan nama Dato Kemala merupakan pemenang SEA Write Thailand, kini Sarjana Tamudi Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Univeriti Putra Malaysia. Menerima gelar Datuk Paduka Mahkota Selangor (DPMS, 2001), menerima Doktor Falsafah (Persuratan Melayu) daripada Universiti Kebangsaan Malaysia (2000), menerima gelar Pujangga dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (2003), menerima Anugerah Budayawan Selango (Kesusasteraan, 2005), menerima Anugerah Abdul Rahman 'Auf (2006).
Tiga dari 9 kumpulan puisinya menerima Hadiah Sastera Perdana Malaysia, yaitu Meditasi (1972), Titir Zikir (1995) dan MIM (1999); Pada musim gugur 1993, Dato Kemala berpatisipasi di IWP, University of Iowa Amerika Serikat.
Beliau dilantik sebagai penasihat kehormatan bagi Asia untuk Jurnal I-Q berpusat di Philadelphia. Dato Kemala telah menerbitkan penelitian Ph.D-nya "Simbolisme Dalam Puisi Islam di Malaysia 1970--1990" (DBP 2010), Landskap Ungu -30 esei pilihan- (UPM 2010), Puisi Melayu Puisi Dunia (DBP 2011), Mengabdi Melestari (PNB 2009), Dua buah antologi puisi sesunannya MUSIBAH Gempa Padang (2009) dan Meditasi Dampak 70 ikut memuat sejumlah puisi penyair Indonesia.
Beliau ikut menulis kertas kerja untuk HISKI dan sebagai pembimbing penulisan puisi bagi Mastera Indonesia di Tugu (2005). Sebuah CD Baca Puisi dan Lagu, Syurga ke Sembilan diluncurkan di PDS HB Jassin (Januari, 2009) kemudian diikuti peluncuran bagi Landskap Ungu (Esei 2010) dan Meditasi Dampak 70 pada 26 Maret 2011 lalu. Kumpulan puisi Titir Zikir, 'Ayn, diterbitkan dalam bahasa Inggeris oleh Institut Terjemahan Negara Malaysia. Pada tahun 1995 dan 2002 Dato Kemala membaca puisinya pada Istiqlal Poetry Reading dan Puisi Indonesia Internasional. Tahun 2011 beliau telah memperoleh anugerah Sastrawan Negara dari kerajaan Malaysia.
--------------------------------
Sumber tulisan: buku Akulah Musi: Antologi Puisi Pertemuan Penyair Nusantara V (Palembang 2011)
Sumber foto penyair: Facebook
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment