Harapan
:Bagi saudaraku (Muhammad Rusmadi & Marhamah) dan para keponakanku (Nadya Hanifa Humanisa & Ganang Muhammad Ferlez Oasis)
Dan begitulah. Usia bertambah. Tiba-tiba
kita telah menjadi) dewasa dan tua.
Gerangan apa bekal yang 'kan kita bawa
'tuk kembali pada-Nya?
Kandangan, Apr. 10
Rencana. Sering gak menggapai sebatas dunia.
Hari-hari berlalu. Harapan memilu!
"Berapa banyak (telah) dihabiskan biaya dan tenaga 'tuk perhelatan ini, dan betulkah persaudaraan kita (jadi) s'makin erat lantaran itu, hingga apa yang kita lakukan sampai detik ini gak bernilai sia-sia?" katamu
Zaman. Perhelatan bertengger
di (deras) arus zaman. Dan waktu sebegitu ganjen membedaki
-- sekaligus -- menggerusnya!
Kandangan, Mei '10
Dan, "perhelatan'. Ya, hari ini dan esok. Sajak-sajak tetap ditulis atau dibacakan, dan dibicarakan.
Pembahasan-pembahasan usai...
Perhelatan selesai. "Sampai ketemu lagi pada tahun
yang akan datang, my beloved comrades! Akankah kita masih bisa jumpa?" selorohmu
Uh!
Kandangan-Marabahan, Mei '10
Apa yang Kau Perlukan
(ya)
"Tidak!" jawabmu. "I need something more than..."
Oh, I think that you've just misunderstood about...
di antara kesibukan ladang. Lantas kau memekik
di pantai. Ia datang dengan wajah pucat
di antara cemas hujan...
Kandangan-Banjarmasin, April 2011
Tentang Penyair
Muhammad Radi, lahir di Kandangan, Kabupaten HSS, 17 April. Puisi dan cerpennya dipublikasikan di Banjarmasin Post, Majalah Hai, idola, Nona, Nova, Aneka Ria, Keluarga, Kiblat, Panji Masyarakat dan The Favour Magazine (Kanada).
Bukunya yang telah terbit: Pengajaran Fisika dan Peradaban Muslim (1995), kumpulan cerpen Di Antara Warna-Warni Pelangi (1998), Proses Pembelajaran, Mengacu Poda Fitrah (1999), Menghindari Jebakan Kultural: Kehidupan (2001) dan Shalat dan (Permasalahan Real) Kehidupan (2002).
Puisinya juga terdapat dalam sejumlah antologi bersama, antara lain La Ventre de Kandangan, Mosaik Sastra HSS 1937--2003 (diluncurkan dan dibicarakan D. Zawawi Imron dalam Aruh Sastra Kalimantan Selatan 1, Kandangan, Kabupaten HSS, 2004), Seribu Sungai Paris Barantai (Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan III, Kabupaten Kotabaru (2006), Doa Pelangi di Tahun Emas (Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI, Kabupaten Batola, 2009), Konser Kecemasan (2010) dan Menyampir Bumi Leluhur, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten Tabalong (2010)
--------------------------------
-Seloka Bisu Batu Benawa (Bunga rampai Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2011)
-Menyampir Bumi Leluhur (Bunga rampai puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VISI Kabupaten Tabalong 2010)
Sumber ilustrasi: Pixabay
Sumber foto penyair: Facebook
0 comments:
Post a Comment