MONUMEN NASI TUMPAH
Tak ada lagi pagi atau sore
Koran-koran harian juga absen
Jam dinding dan jas hujan tak lagi
bernilai lebih. Pagi sore satu warna
Koran-koran harian juga absen
Jam dinding dan jas hujan tak lagi
bernilai lebih. Pagi sore satu warna
Terlempar ke sekian tahun silam
Dengan usia bertambah rambut beruban
Dengan usia bertambah rambut beruban
Kesendirian, lapar dan dingin
Teramat kuat menelikung
Satu kaki sudah berpijak di
lingkar kebahagiaan, diserimpung
Satu tangan sudah menyentuh manis madu
ditebas hingga pangkal jiwa
Teramat kuat menelikung
Satu kaki sudah berpijak di
lingkar kebahagiaan, diserimpung
Satu tangan sudah menyentuh manis madu
ditebas hingga pangkal jiwa
Bedak harum hangat tubuhmu
Tangis bayi manis senyum
Menjadi monumen nasi tertumpah
di ujung bibirku
Tangis bayi manis senyum
Menjadi monumen nasi tertumpah
di ujung bibirku
1996
SUNGGUH AKU TAK BISA LAGI MENANGIS
Sungguh, aku tak bisa lagi menangis
Meski hanya tangis tanpa air mata tanpa suara
Namun tak sudi hanya berserah pasraH
Meski hanya tangis tanpa air mata tanpa suara
Namun tak sudi hanya berserah pasraH
Aku tak bisa berpaling lagi
Amuk menggelucak nubari
Keberanian menggedor nurani
Berjuta tangan rakyat ngacung ke langit
Bangunkan jiwa budak rebut harkat harga diri
Keberanian menggedor nurani
Berjuta tangan rakyat ngacung ke langit
Bangunkan jiwa budak rebut harkat harga diri
Tapi gemuruh ombak laut itu
Tak sampai ke pantai
yang sudah lama kehilangan batu-batu karang
Sementara butir-butir pasirnya, justru
Membutakan mata
Tak sampai ke pantai
yang sudah lama kehilangan batu-batu karang
Sementara butir-butir pasirnya, justru
Membutakan mata
Sungguh, aku tak bisa lagi menangis
Meski hanya tangis tanpa air mata tanpa suara
Meski hanya tangis tanpa air mata tanpa suara
1997
Tentang Penyair
Wary Wirana. Selain melukis bapak satu anak ini juga intens menulis puisi meski jarang mempublikasikannya secara khusus. Sejumlah manuskrip dan kumpulan puisi bersama penyair lain setempat mendokumentasikan karya-karya penyair yang tinggal di Joyosuran, Kec. Pasar Kliwon Solo ini.
-----------------------
Sumber tulisan: Jentera Terkasa
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment