Kotaku
karena badai menghapus mimpi
kotaku adalah kapalku
muatan angan-anganku
terapung antara dua selat
selat laut yang cantik
selat makassar yang bertuah
kota bergaya legenda
pulau palinggam cahaya
dalam cerita lamut
bijaksana sakti mandraguna
pertautan alam dan kota
bagai sepasang kekasih
kehidupan abadi
bagai kota seribu satu malam
airnya bersih
seperti perak di pagi hari
jalanan mulus
kadang berkelok
bagai ular melata di tempat licin
rakyatnya yang asih
bahagia dan sejahtera
karena alamnya kaya raya
tenggelam di laut khayali
Catatan:
Lamut: sebuah tradisi berkisah yang mengandung pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya Banjar.
Tentang Penyair
M. Sulaiman Najam. Pernah menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Seniman (MPS) Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kotabaru dan Penasihat KSI Kabupaten Kotabaru. Pernah pula menjadi anggota DPRD Kotabaru (1992--1997). Penyusun buku cerita rakyat Kotabaru Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak (bersama M. Syukri Munas dan Eko Suryadi WS, 2008).
Puisinya dimuat antara lain dalam Kasidah Kota (2000), Jembatan (2000), Reportase (2004), Stasiun Waktu Kilometer Lima Puluh lima (2005), Seribu Sungai Paris Barantai (Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan III, Kabupaten Kotabaru, 2006), Doa Pelangi di Tahun Emas, (Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI, Kabupaten Batola, 2009) dan Menyampir Bumi Leluhur (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten Tabalong, 2010).
Menerima Penghargaan Tokoh Budayawan dari Bupati Kotabaru (2001), Penghargaan Tokoh Seniman dan Pendidikan Kabupaten Kotabaru dari PT Pelindo III Kotabaru (2004), dan Penghargaan Abdi Wisata dan Budaya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotabaru (2006). Sebatung, Melukis dalam Kaca (2009) adalah antologi puisi tunggalnya.
---------------------------------------------
Sumber tulisan: Bunga rampai puisi "Seloka Bisu Batu Benawa"
Sumber foto buku "Seloka Bisu Batu Benawa": Arsip pribadi
0 comments:
Post a Comment