Negeri Pesisir 2
Padang
Dari halaman belakang hotel, laut kelihatan sama
menerbitkan gelombang dan dongeng
lelaki terkutuk kesombongannya sendiri
ketika membentur hati, perempuan ibu sendiri
Masih terdengar jeritan itu, suara rabab jiwa
mengiris langit zaman, melukai cakrawala
"Mengapa engkau lupa, anakku?"
"Mengapa engkau tertipu bayangmu, anakku?"
Tangis membatu, kapal dicengkeram waktu
lumut bergerak bersama sejarah
menjadi tempat ziarah
anak-anak kota yang resah
lumut bergerak bersama sejarah
menjadi tempat ziarah
anak-anak kota yang resah
Keloneng talempong zaman ini
memoles kisah luka jadi hiburan
tak ada lagi carkwala
karena pasar telah masuk ke dalam kepala.
2012
Negeri Pesisir 5
Banten
Jangan takut pada golok
ketajamannya disembunyikan
saat mulut berbicara
dan hidangan lezat tersaji di meja
Sup gurami dan aneka ikan bakar
pedasnya sampai langit-langit rindu
tak pantas kalau minum kopi
Jeruk segar saja, mengantar mimpi
Ini wilayah besi, juga bunga
semua mesti hati-hati
agar tidak meletus prahara
dari titik amat sepele
Pada ujung hari, adzan berbunyi
mengajak langkah menuju sunyi
pelabuhan gemulai ombaknya
kapal ferry menderum, mengibarkan
lampu ke arah seberang pulau
2012
Tentang Penyair
Tentang Penyair
Mustofa W. Hasyim lahir di Yogyakarta. Ia merupakan sastrawan Indonesia. Dirinya menghasilkan karya-karya, baik novel, cerita pendek, maupun puisi yang dimuat di media massa dan buku.
--------------------------------------------------
Sumber tulisan: Sauk Seloka (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI) dan Wikipedia
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment