atiku
menumpang huruf dan tanda
mengarungi gelombang udara
tak kan mampu menemu jalan pulang ia
tanpa peta
; rajutan asih, sayang kasihmu
pasrah dan doa
yang ngembara tanpa arah dan tanda
sudah waktunya ngaliri muara jiwa
labuhi delta nurani
agar suksma tak mbara
hingga kaki mampu menyentuh hijau rumputan
atau belukar segar.
agar tangan mampu merekah bunga
lantas mengecup kupu-kupu di mahkotanya.
agar mata membuka cakrawala
hingga bibir basah asma tuhan.
atiku
menumpang atimu
tiba di mulut tuhan.
solo, 19 nopember 2010
Tentang Penyair
Sosiawan Leak, lahir di Solo. Penyair, penulis lakon dan deklamator ini kerap melakukan perjalanan sastra di berbagai kota di Indonesia.
Puisinya dipublikasikan di berbagai media massa. Sejumlah antologi puisi yang memuat sajaknya antara lain Umpatan (1994), Cermin Buram (1996), Dunia Bogambola (2007), Matajaman (2011), dan lain-lain.
Pernah diundang pada Festival Puisi Internasional Indonesia di Makassar, Solo,
dan Bandung (2002); dan Poetry on The Road di Bremen (2003), Ubud Writers & Readers Festival di Ubud (2010), Jakarta Berlin Art Festival di Berlin (2011), Pertukaran Budaya Indonesia-Korea di Seoul (2012), dan lain-lain.
----------------------------------------------
Sumber tulisan: Buku "Dari Bumi yang Sama"
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment