selamat pagi Indonesiaku, apa kabarmu?
apa yang sedang kau lakukan di hari-hari terakhir ini
ketika kekeringan ada di mana-mana
ketika isu rupiah anjlok menggema
dan ketika kebakaran demi kebakaran mengirimkan
asapnya ke mana-mana?
apa yang sedang kau lakukan di hari-hari terakhir ini
ketika kekeringan ada di mana-mana
ketika isu rupiah anjlok menggema
dan ketika kebakaran demi kebakaran mengirimkan
asapnya ke mana-mana?
kadang aku begitu rindu padamu
yang ramah dan sangat kaya raya
seperti saat-saat Patih Gajahmada
mengucapkan Sumpah Palapa
betapa negeri ini gemah ripah loh jinawi
rakyat tenteram membangun masa depan
Indonesia, Indonesiaku
betapa aku cinta padamu
maka jika engkau ingin menangis
biarlah aku yang meneteskan air matamu
dan menanggung beban dukamu
1997
Tentang Penyair
Husnul Khuluqi, lahir di Kampung Krapyak, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Menulis puisi sejak kelas tiga Sekolah Dasar. Aktif di Komunitas Bubutan, Roda-Roda Budaya, dan aktif pula mengikuti kegiatan sastra di Jabotabek.
Karya-karyanya antara lain, (1) Trotoar (kumpulan puisi penyair Jobotabek) diterbitan oleh Roda-Roda Budaya, 1996, (2) Cisadane (kumpulan puisi penyair Tangerang) diterbitkan oleh Roda-Roda Budaya, 1997, dan (3) Antologi Puisi Indonesia 1997 (Bandung: Angkasa, 1997).
Selain itu, sejak tahun 1989 puisi-puisinya dimuat di berbagai media massa, antara lain (1) Merdeka (Jakarta), (2) Pedoman Rakyat (Ujung Pandang), (3) Lingkaran (Serang), (4) dan Pikiran Rakyat (Bandung).
-------------------------------------------------------------
Sumber tulisan: Dari Amerika ke Catatan Langit (Antologi Puisi Mastera)
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment