LUKA ITU ANEH SEKALI
Luka itu aneh sekali, dia menangis diam-diam
ketika embun luruh dinihari, sebelum gema azan
ketika embun luruh dinihari, sebelum gema azan
dan kemudian dia menyeka nanahnya, juga diam-diam
ketika mentari bercahya, sehabis kokok ayam bersahutan
dan lagi anehnya, dia tak bersedih atau bersukacita, tetap diam
ketika seseorang dari kita berteriak: luka-luka-luka-luka-luka!
baik sebelum maupun sehabis huru-hara atas sekian atas nama,
sementara yang lain, juga seseorang dari kita, diam-diam
memintal berjuta-juta cahya mentari untuk dirinya sendiri,
tidak untuk bumi yang dibanjiri embun, nanah serta kabut
gelombang darah dari dinihari ke intihari mengerang
ke malam-malam panjang, sunyi tanpa bayang-bayang
luka itu aneh sekali, ternyata dia adalah kita
yang diam-diam
menganga
diam
1975
Tentang Penyair
Hamid Jabbar. Lahir di Koto Gadang, Bukittinggi, pada tahun 1949. Selain menulis puisi, banyak menulis cerpen dan artikel, serta buku cerita anak-anak. Pernah menjadi aktivis Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia pada tahun 1966.
--------------------------------------------------------
Sumber tulisan: Kembang Para Syuhada
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment