SAJAK KEPADA TUAN YANG TERHORMAT
Sungguh saya kasihan kepada tuan
yang terhormat yang selalu meneriakkan
suara biar tambah bermakna
yang selalu menyiasati kata-kata
Sungguh saya kasihan kepada tuan
yang terhormat yang selalu berargumentasi
pada pembahasan program dan rencana-rencana
sebenarnya proyek ini untuk kepentingan siapa
sungguh saya kasihan kepada tuan
yang terhormat kala tuan cuma dianggap mitra pakai
dasi agar kelihatan lebih terhormat lagi
Wonogiri, 1995
PENGKHIANATAN
Sambil serahkan pedang
Yang Mulia berkata
: Aku butuh Panglima
Dan engkaulah orangnya
(genderang, sangkakala, bendera-bendera, cakrawala penuh mantra)
Di padang rekayasa
Demokrasi penuh luka
Keadilan penuh luka
Keadilan, kejujuran-fatamorgana
Kesetiakawanan asing dan langka
Kebenaran hanyalah sabda sang raja
: maka setelah yang
semula sangsi menjadi pasti
semula lawan menjadi kawan
Yang Mulia terbirit lari
Kesepakatan telah dihianati
Di padang Kurusetra
Seorang Panglima kambing hitam
Mati
Dieksekusi kawan sendiri
: Yang Mulia
Aku ingin kembalikan pedangmu
Yang nancap ngilu
Di punggungku!
Aku ingin kembalikan pedangmu
Yang nancap ngilu
Di punggungku!
Wonogiri, 1995
Tentang Penyair
Tok Indratno merupakan tokoh masytarakat. Mantan anggota DPRD Wonogiri ini mengaku tak bisa pisah dari dunia puisi. Itulah sebabnya, meski jarang mempublikasikannya karyanya, namun ia telah mencoba menghidupkan iklim sastra di kotanya.
--------------------------------------------------------------
Sumber tulisan: Jentera Terkasa (Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah, terbitan pertama oleh Taman Budaya Jawa Tengah pada 1998 dan cetakan kedua oleh Balai Bahasa Jawa Tengah pada 2018)
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment