saat kutoreh sungaimu, kau tangkap kayuhku
sambil menolehkan luka nenek-moyangmu
dalam bahana perjalanan yang kesekian rintihan
hingga aku mabuk dalam mencari tambatan
sambil menolehkan luka nenek-moyangmu
dalam bahana perjalanan yang kesekian rintihan
hingga aku mabuk dalam mencari tambatan
lalu kurajah kasih-sayang di sekujur cahaya langit
di antara lekukan bukit yang kubangkit
dari segenggam tanah dan kesunyian
kita pun tenggelam
:di pelabuhan penghabisan
'kau dirus kuang lukaku,' jeritmu berulang kali
menyeberangkan nasib di bantingan matahari
seperti perahu mencari tambatan muara
Seperti percik embun membasuh
kelopak bunga
"begitulah tafsir jejak kita," seru nasib manusia
:berbagi airmata
Banjarbaru (2005)
---------------------------------------------------------------
Sumber puisi: Lelaki dari Bukit Ilalang
Sumber ilustrasi: Pixabay
0 comments:
Post a Comment