Serial Santuy Utuh Bakencong
Puisi-puisi Ahmadun Yosi Herfanda, Afrizal Malna, dan Agus S. Sardjono begitu kuat menarik minat Utuh Bakencong menulis puisi. Itulah sebabnya, sejak tadi pagi dirinya mulai membaca buku tentang penulisan genre karya sastra yang satu ini.
Dalam buku itu dituliskan jika hendak menjadi penyair hebat, syaratnya haruslah banyak membaca. Terutama buku-buku yang berkaitan dengan tema terpilih, seperti cinta, keluarga, dan masyarakat. Mengikuti anjuran tersebut, ia membawa setumpuk buku bertema cinta. Baginya tema cinta sangat layak dituliskan dalam puisi. Sebab, cinta tak pernah lekang dalam sejarah hidup manusia dari zaman ke zaman.
Rencananya setumpuk buku itu akan ia baca satu per satu. Proses membaca pun ia mulai. Selembar demi selembar dilahapnya tanpa ampun. Sementara wajahnya sudah tak sesegar tadi.
"Baru satu buku yang kubaca, mataku sudah mengantuk. Otakku juga sudah lelah. Tapi, aku tidak boleh menyerah!" serunya.
Benar saja, ia mengambil buku lainnya. Dibacanya dengan serius. Begitu selanjutnya hingga dirinya tertidur dalam posisi duduk. Satu jam kemudian ia tidur terlentang dengan pulas.
Detik jam terus bergerak menuju hitungan menit, terus begitu jalannya. Dan entah mengapa, mendadak dirinya terbangun. Ia melihat tumpukan buku yang berantakan di dekatnya. Lalu pria muda ini segera merapikannya dengan cepat.
"Oh! Ternyata aku tertidur cukup lama. Aku harus segera menulis puisi sekarang. Nah, itu kertas yang kusiapkan tadi!" ucapnya lirih.
Beberapa lembar kertas putih kosong memang sengaja dijadikannya media penulisan "bakal" puisinya. Harapannya sebuah puisi bagus dapat ia tulis hari ini.
Kini, sebuah puisi sudah selesai ia tulis, tapi dirinya merasa belum puas dengan hasilnya. Langsung ia gumpal dan buang kertas berisi puisinya itu. Seakan tidak mengenal lelah, dirinya menulis puisi kembali di kertas kosong yang lain. Hasilnya juga sama.
Dengan mata mengantuk, ia terus menulis puisi hingga dirinya tak bisa menahan lagi rasa kantuk itu dan akhirnya tertidur pulas. (MJA).
Saksikan pula film pendek serial ini di video berikut.
Sumber video: Kanal YouTube Mahmud Jauhari Ali
0 comments:
Post a Comment