Serial Santuy Utuh Bakencong
Angin sendalu berembus lembut dari arah timur sore itu. Dari kejauhan terlihat Utuh Bakencong sedang asyik mencabuti rumput di pekarangan rumahnya. Benar, meski gemar bergurau, sebenarnya pria muda ini rajin dalam hidupnya.
Sambil terus menggerakkan kedua tangannya, ia bergumam, "Selagi ada waktu luang begini, lebih baik kumanfaatkan untuk mencabuti rumput."
Ya, sudah menjadi kebiasaannya kalau sedang bekerja ia gemar sekali bergumam. Alasannya unik dan membuat tertawa. Katanya, dengan itu ia merasa sedang ditemani bidadari cantik dari langit ketiga.
Dan, baginya kebersihan adalah keindahan itu sendiri, termasuk bersih dari rerumputan liar yang merawankan hati. Saat mata memandang keindahannya, jiwa pun terasa nyaman dan gembira.
Di pekarangan rumahnya ini, ia juga menanam laos, temulawak, dan lainnya. Tanpa kecuali, rerumputan turut serta tumbuh di sela-selanya. Itulah sebabnya, di bagian ini dirinya harus perlahan mencabutinya agar tidak merusak tanaman-tanaman dapur tersebut.
"Kini, saatnya mencabuti rumput di pekarangan belakang rumah!" gumamnya sambil berjalan membawa ember sebagai wadah rumput yang telah dicabut.
Ada lebih banyak rumput di belakang sini daripada di samping tadi. Hal ini membuat Utuh Bakencong harus ekstra mengerahkan tenaganya. Nah, saat mencabut rumput yang akarnya menembus tanah agak dalam, ia terjengkang karena bagian atas rumput putus. Akarnya terlalu kuat mencengkram tanah. Itulah sebabnya, ia memutuskan menggunakan parang agar mudah mencabut rumput-rumput jenis itu.
Sementara matahari terus beringsut menuju barat. Ranting-ranting pohon menutupi sebagian sinarnya yang jingga kemerahan. Melihat alam yang demikian, ia menyudahi aktivitasnya sore ini.
"Ada dua yang kudapatkan, pertama sehat dan kedua bersih. Mantap!" gumamnya lagi seraya menikmati minuman segar di bawah langit sore hari. (MJA).
Saksikan pula film pendek serial ini di video berikut.
0 comments:
Post a Comment